Jakarta – Beredar pesan berantai yang menyebut bahwa DKI Jakarta akan lockdown total selama tiga hari mulai 12-15 Februari. Menanggapi kabar tersebut, Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono membantah hal tersebut. Ia memastikan bahwa pesan berantai lewat WhatsApp tersebut adalah hoaks alias berita bohong.
“Dapat informasi dari Kemenkes bahwa broadcast ini tidak benar. Ini adalah salah ya,” ujar Argo Jumat (5/2) mengutip CNN Indonesia.
Pesan berantai tersebut, kata Argo, berisi informasi bahwa lockdown atau penutupan total Ibu Kota telah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo. Masyarakat dihimbau menyediakan bahan makanan, selama lockdown diberlakukan. Dalam pesan itu juga tertulis bahwa kepolisian akan menangkap langsung dan melakukan swab, kepada masyarakat yang diketahui berada di luar rumah.
“Rumah dan toko-toko, restoran semua tutup. Semua harus diam di rumah, harus sedia bahan makanan untuk masak di rumah. Jangan keluar rumah karena akan ditangkap langsung dan swab. Didenda besar sekali,” ujar Argo menirukan bunyi pesan.
Bantahan juga disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi. Dengan tegas, Nadia mengatakan informasi tersebut tidak benar.
“Sampai saat ini pemerintah belum mengeluarkan kebijakan untuk melakukan lockdown total, baik di Jakarta maupun di daerah lainnya. Kita tahu, kebijakan yang sekarang telah diterapkan adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jakarta dan Bali,” ujar Nadia.
Ia juga mengatakan, PPKM yang sedang diberlakukan saat ini merupakan PPKM tahap kedua, sebagai kelanjutan PPKM tahap pertama. PPKM tahap kedua ini berlaku sejak 26 Januari-8 Februari 2021. (cnn/lpn/anw)