Farid Faletehan, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Malang. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
MALANG POST – Sektor jasa keuangan di wilayah kerja (wilker) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang terjaga stabil dengan kinerja yang terpantau baik. Ini terpotret dari perkembangan perbankan, sektor industri keuangan non-bank (IKNB) dan pasar modal yang tumbuh baik.
Menurut Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, aset perbankan yang berlokasi di tujuh wilayah kerja Kantor OJK Malang tumbuh 7,73 persen yoy mencapai Rp 183,72 triliun per 31 Oktober 2025. Perbankan itu terdiri dari 35 entitas Bank Umum Konvensional (BUK), 6 Bank Umum Syariah (BUS), 48 BPR, dan 6 BPRS.
Penyaluran kredit/pembiayaan perbankan di wilayah kerja OJK Malang tumbuh 6,54% yoy dari Rp 103,32 triliun (Oktober 2024) menjadi Rp 110,08 triliun (Oktober 2025). “Secara yoy, baik Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, BPR, dan BPRS seluruhnya mencatatkan pertumbuhan positif,” ujar Farid, Rabu (24/12/2025).
Seluruh daerah Tingkat II di wilayah kerja OJK Malang, ujar dia, mengalami pertumbuhan kredit yang berkisar dari 0,24%-21,70% yoy. Pertumbuhan itu utamanya ditopang oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 12,61 persen yoy. Adapun risiko kredit yang tercermin dari rasio NPL mengalami peningkatan 0,28 persen yoy dari 2,49 persen (Oktober 2024) menjadi 2,77 persen (Oktober 2025).
Sumber pendanaan utama bank yang berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) juga secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan positif. Yakni sebesar 3,24 persen yoy atau mencapai Rp105,22 triliun per 31 Oktober 2025.
Penyaluran kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih terfokus pada sektor Rumah Tangga (Rp 32,40 triliun/porsi: 29,43 persen); Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (Rp21,45 triliun/porsi: 19,49 persen), serta Industri Pengolahan (Rp18,47 triliun/porsi: 16,78 persen).
Sementara pada sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun, akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan Oktober 2025 mencapai Rp 1.688 miliar, atau menurun 14,15 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, klaim asuransi tercatat sebesar Rp1.378 miliar, menurun 5,56 persen secara year-on-year.
Dana pensiun tercatat mengalami peningkatan aset sebesar 5,53 persen yoy dengan nilai aset sebesar Rp 237,59 miliar per November 2025 namun di sisi lain mencatat peningkatan investasi sebesar 3,42 persen yoy menjadi Rp 216,24 miliar.
Di sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, piutang pembiayaan menurun 2,55 persen yoy dari Rp 7.265 miliar menjadi Rp 7.080 miliar. Rasio NPF masih terjaga di level 3,27 persen meskipun mengalami peningkatan 0,09 persen.
Penyaluran piutang pembiayaan itu mayoritas untuk Pembiayaan Multi Guna (Rp 4,50 triliun; porsi: 63,60 persen), Pembiayaan Investasi (Rp 1,50 triliun; porsi: 21,23 persen), serta Pembiayaan Modal Kerja (Rp 673,62 miliar; porsi: 9,51 persen).
Penyaluran piutang pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih didominasi kepada sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (Rp1,61 triliun; porsi 22,74 persen); Aktivitas Jasa Lainnya (Rp891,96 miliar; porsi: 12,60 persen); serta Industri Pengolahan (Rp843,70 miliar; porsi 11,92 persen).
“Pinjaman yang Diberikan oleh Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Malang tumbuh 12,52 persen ytd dari Rp 10,53 miliar per 31 Desember 2024 menjadi Rp 11,85 miliar per 30 September 2025,” jelas Farid. (Eka Nurcahyo)




