
TAK LAYAK: Pihak UPT Pasar Besar Kota Batu, Agus Suryadi mengakui kondisi talang di unit barang loak sudah memrihatinkan. (Foto: Ananto/HARIAN DI’S WAY MALANG POST )
Batu – Setiap hujan datang, selalu ada genangan di dalam Pasar Besar Kota Batu. Tepatnya di unit tiga, lokasi jualan barang bekas. Ini karena talangnya jebol. Air hujan pun menerobos ke dalam area tersebut.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala UPT Pasar Besar Kota Batu, Agus Suryadi. Ia menjelaskan, bahwa kondisi talang yang ada saat ini, memang tak mampu menampung aliran air. Sehingga meluap dan masuk ke dalam pasar.
“Disebabkannya karena apa?. Kami masih belum bisa memastikan. Apakah karena sampah ataupun hal yang lainnya. Selain itu, memang terlihat beberapa titik atap yang bocor,” ungkapnya kepada Di’s Way Malang Post.
Lebih lanjut, ia menjelaskan. Jika pasar itu merupakan bangunan lama. Belum tersentuh renovasi ataupun perbaikan.
Maka bisa dikatakan kondisinya sudah tidak layak. Di areal itu terdapat 361 kios. Namun yang aktif buka per harinya hanya 200.
Sama halnya di unit buah. Terdapat 371 kios. Namun yang buka hanya 200 kios saja. Selain itu, kondisi gorong-gorong juga buntu.
“Tidak tahu kenapa. Pernah dibuka. Tapi tak menemui titik temu. Mungkin harus dibongkar,” ungkapnya.
Ia tak menutupi, jika kondisi seperti itu sudah lama. Dipastikan, setiap musim hujan air akan menerobos masuk.
Pihaknya belum bisa memastikan, kapan revitalisasi Pasar Besar Kota Batu dimulai. Maka hingga saat ini yang menjadi kendala saat musim hujan.
“Sudah lama. Setiap kali hujan ya memang seperti itu kondisinya. Nanti saya akan koordinasikan terlebih dahulu ke pak kepala dinas,” ujarnya.
Pihaknya tahun 2020, sudah mengajukan untuk dilakukan pemeliharaan. Tetapi rencana itu belum bisa dilaksanakan. Karena Pasar Besar Batu akan segera dibangun kembali.
“Takutnya kalau diperbaiki, malah melanggar aturan. Oleh sebab itu, nanti saya laporkan ke atasan dulu solusinya seperti apa,” jelasnya.
Seorang tukang cukur yang berada di kawasan itu, Slamet mengatakan. Setiap musim hujan, para pedagang gotong royong melakukan pemeliharaan atap. Memasang seng dan talang. Pihaknya juga telah melaporkan kerusakan itu.
“Kami telah melaporkan kejadian itu. Sebanyak dua kali ke UPT. Terakhir tahun 2020, tetapi belum ada tindakan padahal retribusi jalan terus,” ujar Slamet.
Hal itu menuai respon dari Wakil I Ketua DPRD Kota Batu, Nurochman. Ia berharap, Pemkot Batu segera membenahi kondisi tersebut. Sambil menunggu relokasi pedagang dan revitalisasi pembangunan Pasar Besar Batu yang masih belum jelas kapan dilakukan.
“Selama aktivitas perekonomian antara pedagang dengan pembeli masih ada. Maka pemerintah harus menyediakan fasilitas yang baik. Berupa kenyamanan dan keamanan masyarakat merupakan hal yang penting,” tegasnya. (ano/jan)