MALANG POST – Masih maraknya kasus bullying yang terjadi di Malang Raya, perlu ada kebijakan berkelanjutan yang implementatif. Karena penanganan bullying tidak bisa case by case. Tapi harus ditangani secara berkelanjutan yang implementatif.
Hal itu disampaikan Dosen Universitas Islam Malang, yang juga Anggota Dewan Pendidikan Kota Malang, Dr. Hayat S.A.P., M.Si., saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (18/11/2025).
“Ke depan, sekolah-sekolah perlu membuat program pencegahan bullying. Bahkan siswa dan guru juga perlu dilibatkan dalam pencegahan dan penanganan,” katanya.
Hayat menambahkan, sejauh ini sosialisasi sudah dijalankan. Tapi pelatihan dalam pencegahan dan penanganan ini yang perlu juga dikuatkan.
Sedang Dosen Sosiologi Universitas Brawijaya, Astrida Fitri Nuryani, S.TP., M.Si., menambahkan, biasanya bullying yang dilakukan bertahap. Mulai dari kekerasan verbal yang mengarah pada pengancaman. Kemudian meningkat jadi kekerasan psikis dan paling jauh jadi kekerasan fisik.
“Sebenarnya kekompakan orang tua, guru dan murid yang perlu diperhatikan. Ketika bonding ketiganya belum tercapai, bisa jadi celah untuk aktivitas aktivitas bullying ini.”
“Guru di era sekarang, dituntut bukan hanya fokus pada penyusunan kurikulum. Tapi juga bonding yang tepat untuk murid, di tengah kesejahteraan yang masih jauh dari layak,” tandasnya.
Astrida menambahkan, jangan sampai bullying ini jadi epidemi seperti salah satunya di Korea Selatan.
Sementara mengenai faktor yang mengakibatkan anak terlibat dalam kasus bullying, utamanya sebagai pelaku, karena bonding orang tua yang kurang, akibat waktu mereka yang tersita karena sibuk dengan urusannya.
“Faktor lain juga akiat dari dampak negatif masifnya informasi di era digital yang serba mudah dan bermacam sosial media yang juga mudah di akses anak anak,” tambanya.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Suyadi menambahkan, untuk bisa zero bullying memang sulit. Tapi untuk meminimalisir bisa diupayakan.
Salah satu upaya yang dilakukan, dengan memberikan imbauan sekolah-sekolah untuk bisa memasang CCTV, agar bisa tracking kejadian bullying.
“Kasus bullying memang masih marak, termasuk di lingkungan Kota Malang. Maka dari itu, perlu peranan banyak pihak untuk bisa meminimalisir kejadian ini.”
“Apalagi bullying bukan hanya di lingkungan sekolah. Termasuk di luar sekolah. Karena pantauan dari rekaman itu, mereka tidak pakai seragam dengan pelaku maupun korban anak anak,” sebutnya.
Agar bisa meminimalisir kejadian tersebut, kata Suyadi, menjadi tugas banyak pihak. Mulai dari orang tua di rumah, lingkungan pendidikan di sekolah, sampai masyarakat di lingkungan sosial. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)




