
Kepala DPM-PTSP Kota Surabaya, M Taswin.( Foto: Humas Pemkot Surabaya)
Surabaya – Ketika investasi di daerah lain merosot di saat pandemi Covid-19, justru investasi di Surabaya tetap melonjak. Sepanjang tahun 2020, capaian investasi di Kota Pahlawan tembus Rp 64 triliun. Ini melebihi target sebesar Rp 63 triliun.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Pemkot Surabaya, M Taswin, pandemi Covid-19 tidak begitu memengaruhi kinerja investasi di Kota Surabaya. Sebab, nilai investasi yang masuk selama 2020, sudah melebihi target yang ditetapkan.
“Prosentasenya, capaian investasi di tahun 2020 mencapai 100,70 persen,” kata Taswin di Balai Kota Surabaya, seperti dikutip dari Pers Rilis Humas Pemkot Surabaya, kemarin.
Selain itu, nilai investasi yang masuk ke Surabaya sudah melebihi pencapaian tahun 2019. Tercatat, target investasi tahun 2019 sebesar Rp 53 triliun, dan realisasinya mencapai Rp 62 triliun. Kemudian target investasi 2020 dinaikkan menjadi Rp 63 triliun, dan realisasinya Rp 64 triliun. “Itu artinya, jika dibanding tahun lalu, Surabaya masih ada peningkatan investasi, meski saat ini berada di tengah pandemi,” tegasnya.
Menurut Taswin, nilai investasi Rp 64 triliun itu berasal dari dua jenis. Pertama dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 1,5 triliun. Kedua dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang terdiri dari PMDN fasilitas sebesar Rp 20,63 triliun dan PMDN non-fasilitas sebesar Rp 41,92 triliun.
“Jika dibanding dengan tahun 2019 lalu, memang PMA kami ada penurunan karena tahun 2019 mencapai Rp 2,44 triliun, dan tahun 2020 hanya Rp 1,5 triliun. Tetapi yang naik tahun 2020 adalah PMDN-nya, terutama yang PMDN fasilitas sebesar Rp 20,63 triliun, dan tahun 2019 hanya 16,77 triliun. Jadi, yang PMDN fasilitas ini naiknya sangat tinggi,” tegasnya.
Taswin juga menjelaskan lima sektor yang mendominasi PMA tahun 2020. Pertama, transportasi, gudang dan telekomunikasi. Kedua, perdagangan dan reparasi. Ketiga industri makanan. Keempat konstruksi. Dan kelima adalah kesehatan.
Sedang lima sektor mendominasi PMDN fasilitas tahun 2020 adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi, industri makanan, listrik, gas dan air, perdagangan dan reparasi, industri logam dasar, barang logam, serta bukan mesin dan peralatannya.(azt/ekn)