
Ruddy Widodo, Manager Arema FC. (Aria Cakraningrat/DI’s Way Malang Post)
Malang – Nasib kompetisi di Tanah Air, akhirnya benar-benar harus berakhir. Liga 1 2020, akhirnya resmi dihentikan PSSI. Dalam virtual Owner Club Meeting Liga 1 2020, yang digagas PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), dengan mengundang 18 klub, tanggal 15 Januari 2021 lalu, menjadi salah satu dasar untuk membuat keputusan tersebut.
Tak pelak ketika PSSI menghentikan kompetisi, berimbas kepada nasib kontrak yang dilakukan klub dengan pelatih, pemain dan sponsor mereka. Termasuk nasib skema penggajian bulan Februari 2021, untuk para pemain dan pelatih tim. Apakah tetap berpegang kepada SKEP/48/III/2020 (27/03/2020), sebesar 25 persen. Atau menggunakan SKEP/53/VI/2020 sebesar 50 persen jika kompetisi bakal digulirkan H-1 kick-off Maret 2021.
‘’Tentu saja pertanyaannya, bagaimana dengan status gaji bulan Februari 2021. Apakah tim masih menggaji pemain sebesar 25 persen. Sebelumnya sesuai SKEP/48/III/2020 antara bulan Maret 2020 sampai dengan H-1 kick off, gaji sebesar 25 persen hingga Januari 2021 jika ada wacana sebelumnya liga digelar Februari 2021. Kalau diwacanakan digelar Maret 2021 bagaimana. Jadi kami menunggu keputusan PSSI, mengenai kejelasan status gaji bagi komponen tim di bulan-bulan depan,’’ ujar Manajer tim Arema FC, Ruddy Widodo.
Sekalipun sebelumnya Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita menurunkan SK Nomor 394/LIB-KOM/XI/2020 dan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan lewat SKEP/69/XI/2020 telah memastikan, kompetisi Liga 1 2020 ditunda dan kembali digelar Februari 2021.
Artinya skema gaji pemain dan pelatih sebesar 25 persen hingga Januari 2021 dan kemudian menjadi 50 persen jika kompetisi kembali diputar Februari 2021. Namun pada kenyataannya, kedua institusi tersebut, sampai detik ini tak kunjung mendapat izin keramainan dari pihak kepolisian. Sekaligus tak juga mampu memberikan kepastian nasib kompetisi apakah dibubarkan atau berlanjut musim baru.
Arema sendiri harus kehilangan enam legiun asingnya pada saat diberlakukannya skema gaji SKEP/48/III/2020 (25 persen) di masa pandemi Covid-19.
Mereka yang enggan gajinya terpotong 75 persen memilih mundur, yakni head coach Roberto Mario Carlos Gomez diikuti pelatih fisik Marcos Gonzales juga asal Argentina. Disusul empat pemain asing, masing-masing Jonathan Jesus Bauman (Argentina), Elías Patricio Alderete (Argentina), Oh In-kyun (Korea Selatan), dan Matías Daniel Malvino Gomez (Uruguay) juga dengan alasan yang sama. (act/rdt)