
MALANG POST- Ada yang menarik dalam gelaran Expo Hasil Riset dan Produk Inovasi Serta Peresmian Pusat Unggulan beberapa Teknologi yang di geber oleh Politeknik Negeri Malang (Polinema) yang di gelar selama dua hari, Selasa-Rabu (10-11/6/2025) kemarin.
Lantaran digelar juga forum group discussion dengan industri. Tujuannya untuk mensinergikan antara hasil riset dengan kebutuhan di industri. Di sesi ini Polinema menghadirkan 50 industri dan para peneliti.
Dengan menghadirkan beberapa pakar serta beberapa perwakilan Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) yang langsung di pimpin oleh Direktur Jenderal Riset dan Pengembangannya yaitu Dr. Fauzan Adziman, ST., M.Eng.
Dr. Fauzan juga menjelaskan bahwa saat ini pemerintah berfokus dalam hilirisasi pengembangan produk yang berbasis riset dan inovasi teknologi berupaya memfasilitasi perguruan tinggi untuk berkolaborasi dengan industri dalam menciptakan produk bernilai tambah yang dapat membantu perekonomian Indonesia.
“Kami ingin memastikan bahwa hasil riset yang dihasilkan oleh kampus-kampus kita dapat dikembangkan menjadi produk yang siap dipasarkan.”
Dalam hal ini, pendidikan tinggi vokasi seperti POLINEMA dinilai memiliki peran yang sangat penting, mengingat fokus pendidikan vokasi yang lebih aplikatif dan berorientasi langsung pada kebutuhan industri.
Politeknik sebagai lembaga pendidikan vokasi yang menghasilkan SDM terampil sangat strategis dalam mendukung hilirisasi. Kami ingin lebih banyak perguruan tinggi vokasi seperti Polinema terlibat dalam proses ini, tidak hanya menghasilkan riset, tetapi juga mengembangkan prototipe yang siap diadopsi oleh industri.
“Harapannya adalah sebagai bagian dalam strategi mengurangi ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global,” tegasnya.

PEJABAT: Dr. Fauzan Adziman, ST., M.Eng., dalam paparanya di Expo Hasil Riset dan Produk Inovasi yang digelar di Politeknik Negeri Malang (POLINEMA), Rabu (11/6/2025) (Foto: M. Abd. Rachman Rozzi/Malang Post)
Sebagai bagian dari agenda hilirisasi, pemerintah juga mengidentifikasi sejumlah sektor strategis yang perlu mendapat perhatian lebih, termasuk pengembangan industri semikonduktor. Indonesia, yang kaya akan sumber daya alam, memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri semikonduktor dalam negeri.
“Kami ingin mengembangkan industri semikonduktor di Indonesia, di mana kita memiliki bahan baku yang cukup melimpah. Hilirisasi produk semikonduktor ini akan menjadi salah satu contoh bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan mengurangi ketergantungan pada produk impor,” ujarnya.
Program hilirisasi juga bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, terutama bagi tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi. Hal ini, menurut Dr. Fauzan sangatlah penting untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan global di masa depan.
“Dengan memfokuskan pada pengembangan produk dalam negeri dan peningkatan keterampilan SDM, kami harap hilirisasi akan memberikan dampak yang positif bagi perekonomian dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional,” ungkapnya
Sehingga dalam rangka mendukung hilirisasi, pemerintah telah menyediakan berbagai program pendanaan untuk perguruan tinggi dan industri yang ingin berkolaborasi dalam mengembangkan prototipe produk.
Salah satunya adalah melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang memungkinkan perguruan tinggi mendapatkan dana untuk riset dan pengembangan produk.
Selain itu, Kemendiktisaintek juga berencana memperluas program hilirisasi ini dengan melibatkan lebih banyak perguruan tinggi dan industri di seluruh Indonesia.
“Kami berharap program ini tidak hanya terbatas di Jawa Timur, tetapi juga bisa diperluas ke seluruh Indonesia untuk mendorong hilirisasi secara lebih nasional. Dengan demikian, produk-produk yang dihasilkan dapat lebih cepat mengisi pasar domestik dan internasional,” pungkas Dr. Fauzan. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)