
MALANG POST – Belum banyak penjual hewan kurban di Malang, yang menggunakan live streaming di media sosial. Seperti Tiktok, Facebook dan instagram untuk berjualan hewan kurban.
Padahal peluang tersebut, bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dalam persaingan bisnis hewan kurban yang saat ini tengah berlangsung.
“Tapi memang semuanya berproses. Awalnya tidak banyak yang nonton dan tertarik. Tapi tidak sampai sebulan, saat ini akun saya sudah ada 300 ribuan penonton.”
“Bahkan yang tertarik bukan hanya orang Malang, tapi dari daerah lain juga. Seperti Tangerang, Gresik dan Madura,” ujar Owner Peternakan This Is Farm Malang, Lucky Aditya, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (4/6/2025).
Di Malang sendiri, tambahnya, belum banyak yang menggunakan live streaming di media sosial, untuk berjualan hewan kurban. Melihat peluang ini, pihaknya memanfaatkan secara maksimal.
Lucky menambahkan, di bulan Mei ini saja, pihaknya mampu menjual puluhan kambing, tanpa harus buka lapak di jalan-jalan.
Menyinggung soal kunci sukses berjualan, Lucky menyebut, jujur sebagai salah satunya. Meskipun saat ini dimudahkan teknologi, tetap diupayakan ketika live ditunjukkan produk yang asli. Lengkap dengan spesifik kondisinya.
“Saya sendiri selalu memberikan garansi, ketika terjadi sesuatu. Termasuk ketika kondisi hewan kurban sakit, akan dibantu untuk pengobatannya,” tegasnya.
Kabid Usaha Mikro Diskopindag Kota Malang, Faried Suaidi menambahkan, ketika pelaku usaha di Kota Malang struggling di tengah tantangan pembelian masyarakat yang turun, harus bisa memasifkan program.
“Saat ini, karena ada efisiensi, membuat daya beli masyarakat menurun.”
“Hampir semua pelaku usaha, khususnya yang bergerak di makanan minuman, mengeluh mengalami penurunan omset,” jelasnya.
Dengan memasifkan program yang dijalankan Diskopindag, kata Faried, bisa membantu banyak para pelaku usaha yang terdampak.
Salah satunya dengan mengenalkan banyak channel, supaya para pelaku bisa memperluas kerjasama untuk pemasaran produknya.
“Apalagi Pemkot Malang upayakan kemudahan dan memfasilitasi, untuk digital marketing di lingkup UMKM. Salah satunya, dengan program Klinik Bisnis,” kata Faried.
Kegiatan ini, tambahnya, melibatkan tenaga ahli sampai praktisi. Untuk merangkul UMKM dalam pengembangannya. Setiap pertemuan, tema yang diusung berbeda-beda.
Banyak yang tertarik dengan kelas-kelas melalui Klinik Bisnis ini. Salah satu yang diajarkan soal digital marketing dengan live streaming.
Sementara itu, dosen Manajemen Pemasaran Universitas Muhammadiyah Malang, Rinaldy Achmadi menjelaskan, pemanfaatan teknologi digital saat ini yang masif, harusnya bisa dibaca para pengusaha.
“Kalau dulu berjualan konvensional, sekarang orang-orang lebih tertarik dengan digital yaitu live commerce.”
“Melalui live commerce, lebih mudah dalam berinteraksi antara penjual dan pembeli. Bahkan orang-orang juga bisa lebih tertarik dengan penjualan di live streaming, dibanding menyebar flyer iklan saja,” jelasnya.
Disebutkan, ada pengaruh psikologis juga dalam live commerce. Ketika penjual memberikan diskon hanya saat live, maka orang-orang memiliki mindset harus segera beli untuk memanfaatkan potongan itu.
Ditambah lagi, kalau live bisa menyaksikan secara langsung barang yang dijual. Sehingga kepercayaan itu juga tumbuh di masyarakat.
Sedangkan terkait upaya pemerintah daerah dengan menggalakkan coaching clinic, kata Rinaldy, akan menjadi percuma jika dalam prakteknya pelaku tidak maksimal melakukan.
“Para pelaku usaha atau UMKM itu harus tahu lebih dulu, siapa targetnya. Baru kemudian bisa memilih platform mana yang akan lebih dimasifkan, untuk membuat banyak konten pemasaran,” sebutnya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)