
BERLUMPUR: Bayu Setiawan harus mengindari takling dari pemain PSIS Semarang, dalam kondisi lapangan tergenang air. Laga Arema FC vs PSIS Semarang, berakhir dengan skor 2-2. (Foto: Instagram PSIS Semarang)
MALANG POST – Lapangan di Stadion Gelora Soepriadi di Kota Blitar, kembali menjadi sorotan. Kali ini menyangkut ‘ketidakmampuan’ stadion milik Pemkot Blitar tersebut, ketika dihadapkan pada kondisi cuaca buruk.
Dua laga terakhir Arema FC di stadion berkapasitas 10 ribu tempat duduk itu, terganggu oleh hujan deras.
Pertama ketika menjamu PSS Sleman, pada Senin (17/2/2025) lalu, kick off pertandingan harus tertunda hampir 3×30 menit. Penyebabnya, lapangan tergenang air setelah turun hujan deras beberapa jam sebelum laga.
Masih beruntung di pertandingan pekan ke-23 tersebut, laga bisa dimulai setelah upaya keras Panpel Arema FC, untuk menguras lapangan dan hujan mulai reda. Di akhir laga, Arema FC justru mampu menang telak, 6-2 atas PSS Sleman.
Kemudian di laga Senin (24/2/2025) kemarin, lapangan di Stadion Soepriadi, juga kembali bermasalah. Penyebabnya juga sama. Hujan dengan intensitas tinggi, mengguyur justru saat laga tengah berlangsung.
Bahkan dalam laga pekan ke-24, menjamu PSIS Semarang itu, pertandingan harus terhenti di menit ke-35, karena tidak hanya hujan deras yang turun. Tetapi juga diselingi dengan petir yang ikut menyambar.
Setelah terhenti hampir 30 menit, laga kembali dilanjutkan sampai babak pertama usai. Namun untuk memulai babak kedua, harus kembali tertunda. Penyebabnya sama, lapangan tergenang air, hingga membuat laju bola tidak bisa lancar.
Bedanya di pertandingan Senin (24/2/2025) kemarin, kemenangan Arema FC yang sudah di depan mata, buyar karena kondisi lapangan yang jelek. Menyebabkan Singo Edan hanya bisa meraih satu poin, setelah imbang 2-2 lawan PSIS Semarang.
Keunggulan 2-0 yang dihasilkan oleh Pablo Oliveira dan Charles Lokoli Ngoy, dibuyarkan oleh gol konyol Sudi Abdallah di menit ke-32. Ditambah gol penalti yang diambil oleh pemain yang sama, di menit ke-90.
“Di babak kedua, hujan membuat permainan menjadi rumit. Lapangan sangat berat. Kkami harus bermain langsung ke depan, mencari lini belakang lawan (direct pass). Beberapa momen kami berhasil, tapi di momen lainnya gagal,” kata pelatih Arema FC, Jose Manuel Gomes da Silva.
Sekalipun dalam kondisi yang sama, PSIS Semarang, juga dihadapkan pada lapangan yang jelek. Mereka juga melakukan hal yang sama, seperti strategi dan taktik yang dilakoni Arema FC.
“PSIS juga memulai bermain sepak bola lebih direct ke pertahanan Arema FC. Kami gak bisa menekan ke depan.”
“Ini membuat mereka fokus mengambil keuntungan dari situasi tersebut, hingga pada akhirnya mereka bahagia dengan hadiah penalti yang menggagalkan kemenangan kami,” kata pelatih asal Portugal ini.
Karena itulah, dalam evaluasi pelatih berlisensi UEFA Pro ini, kegagalan Arema FC meraih tiga poin di laga melawan PSIS, karena kesalahan sendiri.
Utamanya menyangkut fokus pada pertandingan. Dalam dua kali saat Arema FC kehilangan konsentrasi, menyebabkan PSIS berhasil menyamakan skor menjadi 2-2.
“Ketika kami bermain bagus, kami justru mengakhirinya dengan membuat beberapa kesalahan yang seharusnya gak kami lakukan.”
“Tetapi kami akan segera perbaiki kesalahan-kesalahan itu, dalam sesi latihan sebelum laga selanjutnya,” tandas pelatih 48 tahun tersebut.
Pada pekan ke-25, Selasa (4/3/2025) mendatang, Arema FC bakal bertandang ke markas Malut United. Yakni ke Stadion Gelora Kie Raha di Ternate, Maluku Utara. (*/Ra Indrata)