MALANG POST – Pada Jumat (27/12/202) sore, Arema FC bakal melakoni laga pamungkas di putaran pertama Liga 1 musim 2024/2025. Di pekan ke-17 itu, skuadra Singo Edan bakal dijamu Semen Padang, di Stadion H. Agus Salim. Kick off dijadwalkan pada 15.30 WIB.
Sayangnya di laga terakhirnya, karteker pelatih Arema FC, Kuncoro, tidak bisa membawa kekuatan terbaiknya. Dua pemaing asing, Wiliam Marcilio dan Choi Bo-kyung, terpaksa ditinggl di Malang.
Pemain asal Brasil, Wiliam Marcilio, masih belum sembuh dari cedera adductornya. Kuncoro menganggap sangat riskan jika playmaker yang sudah menyumbang enam assist dan lima gol ini, harus di bawa ke Padang.
Sedangkan defender asal Korea Selatan, Choi Bo-kyung, terpaksa ditinggal setelah dalam latihan senin (23/12/2024) pagi, mengalami cedera.
Tetapi Arema FC bakal mendapatkan dua tambahan tenaga baru. Arkhan Fikri dan Achmad Maulana, yang sempat absen karena membela Timnas Indonesia, sudah kembali bergabung bersama tim. Keduanya juga ada dalam daftar 22 pemain, yang diboyong ke Padang.
Kuncoro menyebut, persiapan Arema FC untuk menghadapi Semen Padang, sama halnya dengan tim yang lain.
“Dalam dua hari terakhir, kita lakukan evaluasi setelah lawan (PSBS) Biak. Apa saja kekurangan dan kelemahan. Bagaimana nanti saat melawan (Semen) Padang, selama dua hari itu kita sampaikan ke pemain,” katanya dalam prematch press conference.
Pelatih berlisensi A Nasional ini juga menyebut, untuk bisa mencuri poin dari Stadion H. Agus Salim, Arema FC bawa 22 pemain. Minus tiga pemain inti yang cedera. Dua asing dan satu lokal.
Meski hanya membawa 22 pemain, namun Kuncoro menolak jika Arema FC disebut memandang enteng Semen Padang. Karena untuk Liga 1 musim ini, nyaris tidak ada bedanya antara tim yang berada di klasemen atas, sampai klasemen bawah.
“Sepak bola saat ini, tidak ada bedanya antara menghadapi tim papan atas, tengah sampai bawah. Contohnya saat menghadapi Persija atau Semen Padang, persiapan kami juga sama.”
“Apalagi saat ini Semen Padang dilatih oleh coach Eduardo Almeida. Yang memiliki agresivitas tinggi,” sebut pria asal Gondanglegi ini.
Kuncoro juga menyebut, ketika menghadapi tim-tim papan bawah, Arema FC juga pernah mengalami kekalahan. Seperti saat kalah 0-3 lawan PSS Sleman. Atau pun ketika ditahan imbang 1-1 oleh Persis Solo, justru ketika bertanding di kandang.
Fakta itu juga menunjukkan, selain kekuatan tim-tim sebenarnya tidak terlalu berbeda jauh. Ada satu faktor lain yang tidak bisa dipisahkan. Yakni faktor nasib.
“Semen Padang berada di papan bawah karena nasib. Tapi ingat, coach Almeida ini juga memiliki prinsip yang kuat. Terbukti di Madura bisa menang. Kemudian di Kediri bisa unggul 1-0, kemudian ada pemainnya terkena kartu merah, menjadikan Kediri bisa membalas dan akhirnya kalah.”
“Tapi sepak bola memang seperti itu. Tidak bisa dilepaskan dari faktor nasib. Jadi yang harus saya waspadai dari Semen Padang ini, berbeda saat dilatih Coach Eduardo Almeida,” imbuhnya.
Hal lain yang juga mendapat perhatian dari Kuncoro, tim berjuluk Kabau Sirah ini sudah berbeda ketika dilatih Eduardo Almeida, yang terkenal agresif. Itu yang membedakan dengan pelatih yang lain. Meski ada juga pelatih yang agresif, tapi ada yang lemah lembut.
“Saya kira agresivitas coach Eduardo Almeida yang akan kita waspadai,” sebutnya.
Karena itulah, Kuncoro mematok target berusaha membawa poin dari Padang. “Kalau yang saya sampaikan ke pemain, melawan Semen Padang adalah pertandingan terakhir di putaran pertama. Jadi usahakan bisa happy ending di putaran pertama ini,” pungkasnya. (Ra Indrata)