Malang – Nasib kelanjutan kompetisi Liga 1 2020/21, tak kunjung ada titik terang. Bahkan cenderung kabur. Lantaran keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 2020/21, atau sebaliknya menghentikan dan memulai musim baru Liga 1 2021, tak juga ada kepastian.
Kondisi itu membuat head coach Arema FC, Carlos Carvalho de Oliveira, memilih pasrah terhadap nasib masa depannya, sebagai arsitek tim Singo Edan. Sekali pun saat mulai membesut Singo Edan, belum satupun pertandingan resmi, bisa dilakoninya.
‘’Keluar masuk pemain dan pelatih di sebuah klub sepak bola profesional, adalah hal yang biasa terjadi. Ini normal dalam sepak bola. Jika tidak ada kesempatan bertahan di Arema nantinya, tentu saya harus menerimanya. Tetapi jujur saya tidak tahu apa yang akan terjadi atau memprediksi.’’
‘’Ada dua opsi bagi saya. Bisa saja manajemen (Arema FC) akan mengucapkan terima kasih dan membiarkan saya pergi. Atau bisa juga manajemen akan memberikan kontrak baru untuk saya dan tentu saya akan senang sekali,’’ ujar mantan pelatih SC Patrocinense Minas Gerais (2014-2015), pada Campeonato Mineiro 2 Brasil tersebut.
Sejak resmi tandatangan kontrak sebagai pelatih tim Singo Edan, Kamis (17/09/2020) lalu atau empat bulan, Carlos de Oliveira tak sekalipun pernah merasakan atmosfer kompetisi Liga 1 2020/21.
Bahkan pelatih kelahiran Rio de Janeiro 4 Juni 1961 tersebut, hanya sempat 44 hari (18 September-30 Oktober 2020) memimpin latihan Hendro Siswanto dan kawan-kawan. Termasuk sekali pertandingnan uji coba, Rabu (21/10/ 2020) lalu. Ketika membekap Madura United 4-3, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
‘’Meski saya hanya sempat ada satu setengah bulan melatih Arema, saya melihat tim ini punya performa dan prospek bagus. Makanya saya tak ragu memasang target berprestasi di kompetisi. Sebagai pelatih, target tinggi penting bagi saya untuk musim selanjutnya.’’
‘’Tapi semuanya harus tertunda. 10 bulan kompetisi di Indonesia terhenti karena Covid-19. Tiga bulan diantaranya ketika saya resmi melatih. Apapun itu, langkah pertama saya ada keinginan besar tetap bertahan melatih Arema satu musim. Setelah lanjutkan misi besar untuk klub ini,’’ imbuh owner Carlos Oliveira Soccer Academy New York City itu.
Empat bulan rentang waktu membesut tim Singo Edan, Carlos sempat “membuang’ pemain-pemain warisan pelatih sebelumnya, Roberto Mario Carlos Gomez asal Argentina. Pemain itu dinilai tak seusai skenario permainannya.
Mulai dari Matías Daniel Malvino Gomez (Uruguay), Elías Patricio Alderete (Argentina) hingga Gitra Yuda Furton dan Muhammad Mifathul Ikhsan. Dia kemudian mendatangkan amunisi baru. Yakni Rizky Dwi Febriato, duo Brasil Caio Ruan Lino de Freitas dan Bruno Smith Nogueira Camargo. (act/rdt)