MALANG POST – Tidak hanya sekadar berkenalan dengan masyarakat, lewat pertemuan-pertemuan secara langsung. Diana, Istri calon Wali Kota Malang, Heri Cahyono, juga selalu menyerap aspirasi masyarakat yang ditemuinya.
Terutama sekali menyampaikan program dari pasangan calon (paslon) nomor dua dalam Pilkada Kota Malang, Heri Cahyono – Ganis Rumpoko, yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat. Khususnya perempuan dan anak-anak.
“Kalau nanti kami diberi amanah sebagai ibu Wali Kota, kami akan terlibat langsung dalam pelaksanaan kebijakan. Utamanya yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan anak-anak. Serta akan memimpin pelaksanaan program PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga),” sebut ibu tiga orang putra ini.
Selama turun langsung ke lapangan di beberapa wilayah belum lama ini, Diana mengungkapkan, banyak permasalahan yang masih memprihatinkan dan membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah.
Alih-alih hanya memaparkan berbagai program, Diana lebih memilih untuk berdiskusi santai dengan masyarakat. Mengenai tantangan yang mereka hadapi dan harapan mereka terhadap pemerintah Kota Malang.
“Saya lebih banyak bincang santai daripada memaparkan program-program. Kami berdiskusi tentang masalah yang dihadapi dan harapan masyarakat Kota Malang,” jelasnya.
Beberapa masalah yang sering muncul dalam perbincangan tersebut antara lain:
1. Pemerataan Bantuan Sosial (Bansos): Banyak warga yang merasa bantuan sosial yang diberikan tidak tepat sasaran. “Pemerataan bansos yang kurang tepat sasaran menjadi salah satu masalah utama yang perlu diperbaiki,” kata Diana.
2. UMKM: Banyak pelaku UMKM yang belum mendapatkan perhatian serius dari Pemkot Malang. Pembinaan yang ada dirasakan tidak merata, di mana hanya UMKM yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah yang mendapat kesempatan untuk memperoleh pembinaan. “Banyak UMKM yang belum tersentuh oleh Pemkot, pembinaan yang ada hanya mengarah pada yang itu-itu saja,” tambahnya.
3. Pengelolaan Sampah: Pengelolaan sampah di Kota Malang masih kurang optimal. “Masalah sampah dan pengelolaannya menjadi isu penting yang harus segera diselesaikan,” ujarnya.
4. BPJS Pahlawan Kebersihan: Perlunya perhatian lebih terhadap kesejahteraan pahlawan kebersihan. “BPJS untuk pahlawan kebersihan juga perlu diperhatikan, mereka bekerja keras untuk menjaga kebersihan kota,” imbuh Ibu Diana.
5. Kegiatan PKK: Banyak ibu-ibu PKK yang selama ini mengadakan kegiatan dengan menggunakan dana pribadi. “Ibu-ibu PKK sering mengadakan acara dengan menggunakan uang pribadi, padahal mereka berkontribusi besar dalam masyarakat,” ujar Ibu Diana.
Diana berharap ke depan, Kota Malang dapat dikelola secara sistematis dan menggunakan teknologi digital untuk mempermudah proses administrasi dan pelayanan kepada masyarakat.
Wanita berhijab ini juga juga berkomitmen untuk melakukan revisi dan penguatan terhadap program-program PKK.
“Kami akan melakukan revisi dan penguatan program-program PKK serta pemerataan program di setiap wilayah,” jelas Diana.
Ditambahkan, di lapangan banyak program PKK yang berjalan sendiri-sendiri dan tidak terkoordinasi dengan baik. Bahkan ada yang tidak tahu, apa yang harus dilakukan. Karenanya, pihaknya bertekad untuk memastikan PKK menjadi lebih aktif dan terorganisir.
Dengan langkah-langkah tersebut, Diana berharap Kota Malang dapat menjadi kota yang lebih baik, lebih maju, dan lebih peduli terhadap kesejahteraan warganya, terutama bagi perempuan, anak-anak, serta masyarakat yang kurang mampu.
“Kami ingin Kota Malang menjadi lebih baik, dengan lebih banyak perhatian terhadap kesejahteraan warga, terutama perempuan, anak-anak, dan masyarakat yang kurang mampu,” tegas Diana. (*/Ra Indrata)