MALANG POST – Pengundian nomor urut Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu telah dilaksanakan KPU Kota Batu, untuk Pilkada serentak Tahun 2024. Hasilnya pasangan calon (paslon) Nurochman – Heli Suyanto mendapat nomor urut 1, Firhando Gumelar – H Rudi nomor urut 2 dan Kris Dayanti – Kresna Dewanata mendapatkan nomor urut 3.
Soal nomor urut setiap paslon, akademisi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) , Wahyudi Winarjo menyampaikan, berdasarkan psikologi sosial masyarakat nomor urut yang didapat paslon turut memiliki pengaruh tersendiri.
“Kecenderungan masyarakat lebih mudah memilih jika paslon itu mendapatkan nomor urut tengah. Jika ada 4 calon maka nomor urut 2 atau 3, sedangkan jika ada tiga paslon maka nomor urut 2 yang lebih diuntungkan,” kata Wahyudi, Kamis (26/9/2024).
Dia menjelaskan, secara teknis, jika membuka surat suara, masyarakat lebih dulu melihat nomor urut tengah, jika di Pilkada Kota Batu adalah nomor urut 2.
Selain itu, masyarakat menilai bahwa nomor urut dua dianggap sebagai penengah antara sisi kiri-kanan, atas-bawah.
Apalagi jika paslon tersebut merupakan gabungan dari generasi senior dan generasi milenial, menurutnya, saat ini masyarakat cenderung memilih anak yang masih muda untuk bekerja bagi mereka. Karena sudah terbukti beberapa kepala daerah anak muda bisa bekerja dengan baik.
Tak hanya itu, nomor urut paslon juga membawa keuntungan bagi mereka, apalagi jika dikaitkan coat tail effect kepada pemimpin yang sedang mendapat amanah di jenjang lebih tinggi.
“Misalkan ke presiden atau gubernur. Paslon yang mendapatkan nomor urut sama dengan presiden terpilih atau gubernur terpilih atau yang terkuat, sangat mungkin calon kepada daerah tingkat kabupaten/kota mendapatkan dampak juga dari kemenangan atasnya,” katanya.
Menurut Wahyudi, sangat mungkin di Kota Batu akan dimenangkan oleh nomor tengah. Bisa linier juga dengan kemenangan Prabowo Subianto atau nanti suara yang memilih Khofifah Indar Parawansa.
“Menurut saya sangat cocok anak muda memimpin Kota Batu, karena pasti akan ada perubahan cara kerja, cara pandang, hingga pembangunan fisik. Karena Kota Batu sebagai kota wisata harus terus berkembang,” imbuhnya.
Dia juga menilai, Pilkada Kota Batu Tahun 2024 adalah pilkada yang menarik. Tiga paslon yang berkontestasi memiliki cerug dan strategi yang saling beririsan.
“Saya melihat ke tiga paslon ini strateginya mirip-mirip, tapi tetap ada bedanya. Seperti tim sepakbola ada menyerang bertahan dan wait and see,” kaanya.
Beberapa bulan lalu misalnya kata Wahyudi, paslon 1 dan 3 bergerak ramai turun ke masyarakat. Sedangkan nomor urut 2 lebih senyap ketika mendatangi masyarakat.
Namun sekarang, dia melihat malah kebalikannya. Paslon 1 dan 3 terus melakukan hal yang sama, sedangkan paslon nomor urut 2 mulai melakukan penyerangan yang terstruktur dan mengena ke masyarakat.
Wahyudi mengaku, dirinya beberapa kali turun ke Kota Batu untuk melakukan crosscheck lapangan, yang paling sering dibicarakan masyarakat adalah paslon nomor urut 1 dan 2.
Menurutnya, Nurochman – Heli Suyanto karena sudah lama mengakar di Kota Batu maka masyarakat mengenal. Sedangkan Gumelar-Rudi ada aspek pembaharuan dan energi positif baru yang mengena di masyarakat. Apalagi masyarakat sudah mengenal bahwa Gumelar-Rudi lebih loman ke rakyat.
“Saya ke Batu dan melihat kondisi, ada persamaan dan perbedaan setiap paslon. Meski begitu saat ini sedang memasuki periode transisi menuju masyarakat modern. Nah orang-orang muda dan baru ini yang dibutuhkan saat ini,” tutup mantan Dekan FISIP UMM itu. (Ananto Wibowo)