MALANG POST – Sebelum babak semifinal Piala Presiden 2024, yang mempertemukan Persis Solo dengan Arema FC digelar, banyak teror non teknis yang menimpa Arema FC.
Dimulai dengan mengubah status tuan rumah bagi Arema FC. Yang seharusnya juara grup, akan menjadi tuan rumah, meski bermain di tempat netral.
Tetapi dua hari sebelum kick off semifinal, Panitia Piala Presiden, mengubah Persis yang jadi tuan rumah. Walhasil, suporter Persis boleh datang ke stadion. Yang seharusnya, jika Persis jadi tim tamu, suporternya dilarang datang ke stadion.
Ditambah lagi saat Arema FC sudah berada di Solo, tiba-tiba di banyak sudut-sudut kota. Dan beberapa tempat strategis lain yang mengarah ke Stadion Manahan, bermunculan spanduk-spanduk dadakan.
Semuanya seragam. Menyalahkan Arema FC, atas peristiwa Tragedi Kanjuruhan. Serta menuding Arema FC tidak berbuat apa-apa untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Lalu dalam unggahan story di Instagram kiper Arema FC, Lucas Frigeri, sempat terlihat banyak kembang api yang dinyalakan di dekat hotel tempat Arema FC menginap. Lengkap dengan suaranya yang sangat keras. Berlangsung di tengah malam.
Nyatanya ‘teror non teknis’ itu, tidak menjadikan skuadra Singo Edan jatuh mentalnya. Bahkan di laga yang berlangsung di bawah tekanan suporter tuan rumah, Arema FC tampil memukau.
Hasil akhirnya pun berpihak ke Arema FC. Menang 2-0 di Stadion Mahanan Solo. Arema FC pun ke partai final Piala Presiden edisi 2024.
Tak heran jika Manajer Tim Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas, mengaku senang dengan pencapaian Arema FC di turnamen pramusim ini. Bahkan secara langsung, manajer asli Malang ini, mempersembahkan kemenangan tersebut, untuk mendiang korban Tragedi Kanjuruhan.
“Malam ini (Rabu, 31/7/2024) melawan tuan rumah. Kemenangan ini kami persembahkan untuk seluruh korban Tragedi Kanjuruhan.”
“Semoga almarhum dan almarhumah Aremania serta Aremanita, yang menjadi korban tragedi itu senang di alam sana. Kami akan selalu kirim doa untuk almarhum,” kata Wiebie.
Pemilik klub Liga 3, NZR Sumbersari ini, juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak. Yang ikut terlibat atas pencapaian Arema FC di Piala Presiden 2024 ini. Tak terkecuali kepada publik Solo.
Apalagi secara kebetulan, Stadion Manahan, Solo, yang ditunjuk sebagai venue untuk menggelar laga semifinal. Bahkan, laga perebutan peringkat 3, hingga final nanti, juga dihelat di stadion yang sama.
“Terimakasih buat warga Solo. Malam ini mungkin rezeki kita untuk memenangkan pertandingan ini,” tegasnya.
Sementara itu, stopper Arema FC, Thales Natanael Lira de Matos, mengaku bukan pekerjaan mudah untuk mengalahkan Persis Solo.
Bahkan saat bermain di Stadion Manahan, Arema FC sempat dibuat kerepotan di awal babak pertama oleh Laskar Samber Nyawa. Tetapi timnya mampu menahan gempuran lawan, hingga istirahat turun minum skor masih 0-0.
“Di babak pertama, Persis menekan kita di atas. Kita banyak hilang bola. Jadi agak susah sedikit,” kata Thales, dalam sesi jumpa pers setelah pertandingan.
Mantan pemain PSS Sleman ini lantas membeberkan kunci kemenangan Arema FC atas Persis Solo. Menurutnya, perubahan di babak kedua yang membuat permainan timnya bisa dibilang membaik.
Keinginan untuk meraih kemenangan dan lolos ke final, membuat para penggawa Arema FC tidak mau didikte permainan Persis.
Perlahan tapi pasti, di babak kedua anak asuh pelatih Joel Cornelli itu, mulai menguasai permainan. Bahkan berbalik mendikte permainan.
“Kami mulai siap dengan press di atas. Kami mampu menguasai bola dengan bagus. Mulai menaikkan intensitas dan permainan jadi lebih baik,” pungkas pemain Brasil berusia 35 tahun ini. (*/ Ra Indrata)