
SAHABAT: Wignaya Saraswati, sahabat almarhum Prayoga Avrian Wardana, saat menerima ijazah dari Rektor Universitas Brawijaya. (Foto: Humas UB for Malang Post)
Malang Post – Suasana haru mengiringi prosesi Wisuda Universitas Brawijaya (UB) periode ke-11, Sabtu (24/02/2024) di Gedung Samantha Krida. Ketika dua wisudawan yang telah meninggal dunia, diwakili keluarga dan sahabat untuk menerima ijazah.
Kedua wisudawan tersebut, (alm) Muhammad Rizki Rafiandhika, S.P., Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian dan (alm) Prayoga Avrian Wardana, S.Sos, dari Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Muhammad Rizki Rafiandhika atau biasa dipanggil Rafi, ijazah diterima kedua orangtuanya, Ir. Nunik Sri Andayani dan Ir. Hadi Roseno, M.Sc.
Rafi diterima sebagai mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian UB angkatan 2014, melalui jalur tanpa tes, atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Disampaikan Ibundanya, karena merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara, Rafi menjadi sosok yang sangat dekat dengan Ibunda. Almarhum juga memiliki banyak teman, bahkan mendirikan kafe bersama teman-teman kuliahnya.
“Karena sambil bekerja, kuliahnya agak sedikit molor. Setelah selesai sidang skripsi, dia bilang: maaf ya ma, tugasku sudah selesai,” tutur Ibunda.

KELUARGA: Nunik Sri Andayani dan Hadi Roseno, kedua orang tua almarhum Rizki Rafiandhika, ketika menerima ijazah dari Universitas Brawijaya. (Foto: Humas UB for Malang Post)
Rafi meninggal dunia pada Minggu (4/2/2024) karena penyakit autoimun. “Sejak kecil tidak pernah sakit parah. Kejadiannya begitu cepat. Empat hari dirawat di RS, lalu pulang dan berobat jalan. Beberapa hari kemudian mengeluh sakit lagi, hingga masuk ICU dan meninggal dunia,” cerita Ibunda.
Ibunda terkhusus menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing skripsi Rafi, yakni Dr. Rachman Hartono, S.P., M.P., dengan kebaikannya telah membimbing Rafi. Bahkan terus menjalin komunikasi dengan keluarga saat Rafi sakit.
Kakak Rafi, Nizar Rizki Firstyadhika yang juga turut hadir dalam wisuda ini. Dia menuturkan almarhum merupakan sosok yg bertanggung jawab, penyayang dan perhatian dengan keluarga.
“Meskipun anak terakhir tetapi tidak pernah manja. Justru sangat dewasa dalam menyikapi segalanya. Dia juga sangat sayang terhadap keponakan yang masih kecil-kecil, sering mengajak bermain.”
“Bahkan disaat-saat terakhir hidupnya, dia tidak pernah mengeluh kesakitan dan merepotkan kami semua,” ungkap Nizar.
Sementara itu pengambilan ijazah Prayoga Avrian Wardana, S.Sos., diwakilkan oleh teman sesama wisudawan, yakni Wignaya Saraswati. Orang tua almarhum berhalangan hadir karena masalah kesehatan.
Sama seperti Rafi, Prayoga yang biasa dipanggil Yoga, diterima di Sosiologi FISIP UB juga melalui jalur SNMPTN pada tahun 2015.
Ia berasal dari Banyuwangi dan merupakan putra dari Dwi Jaya Hadi Utomo, SH. dan Dewi Darmayanti, SH.
Sebagaimana disampaikan oleh Wignaya, Yoga di kesehariannya adalah sosok yg ceria. Selalu menebar energi positif bagi orang-orang di sekitarnya. Gigih dan penuh semangat dalam meraih cita-cita. Yoga anak yang sangat menyayangi keluarga dan orang-orang terdekatnya.
“Kami teman satu angkatan dan bersahabat dekat mulai proses skripsi hingga kelulusan,” kata Naya.
Yoga meninggal dunia pada tanggal 29 April 2023 karena sakit radang paru-paru. Semasa kuliah Ia juga pernah dirawat karena asam lambung. (M. Abd. Rahman Rozzi)