Malang Post – Rabu (3/1/204) di GKB A20 lantai 9, jajaran petinggi Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Anugerah Kinerja Unggulan (AKU) 2023.
Agenda yang pertama kali di gelar dan direncanakan akan dilaksanakan secara rutin ini, adalah pemberian anugerah bagi Fakultas/Sekolah Pascasarjana, dengan kinerja terbaik di tahun 2023.
Pada momen ini, Rektor UM memberikan anugerah penghargaan untuk capaian kinerja dan efisiensi untuk tingkat fakultas. Diraih oleh FMIPA sebagai juara I, Fakultas Sastra sebagai juara II dan FEB sebagai juara III.
Wakil IV Rektor, Prof. Ir. Arif Nur Afandi, S.T., M.T., MIAEng, MIEEE, Ph.D. dalam pidatonya menjabarkan, Anugerah Kinerja unggul (AKU) tingkat universitas di UM ini, diberikan di awal tahun 2024 ini. Sekaligus menandai kinerja dan diukur kembali di tahun 2024 mendatang.
“Sehingga di harapkan dapat memacu kinerja sivitas akademika, agar dapat mengawal kampus ini lebih maju di tahun 2024,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, seluruh Dekan menandatangani kontrak kinerja. Sebagai upaya UM untuk terus meningkatkan mutu layanan pendidikan.
“Kami harap kontrak kerja ini, dapat disingkapi sebagai pelecut sivitas kampus ini, untuk selangkah lebih maju ke depannya,” tegasnya.
Di satu sisi, Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., menyampaikan, anugerah ini untuk mengapresiasi Prodi, maupun Fakultas serta Departemen, yang kinerjanya menggembirakan.
Anugerah ini juga sekaligus menjadi indikator pengelolaan manajemen yang baik. Dimana sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), tak hanya melaporkan program kinerja, tapi juga penggunaan keuangan.
“Maka dalam Anugerah Kinerja Unggul, dinilai juga capaian kinerja yang tinggi namun serapannya rendah,” ungkap Prof Hariyono.
“Yang kami utamakan adalah kinerja dengan penilaian 60 persen dan serapan 40 persen. Karena itu dalam penghargaan ini, kami memperhitungkan unit yang capaian kinerjanya tinggi tapi serapannya rendah. Contohnya FMIPA kinerjanya 94 persen tapi serapannya 71 persen.”
“Artinya, kami mengajak teman-teman di UM untuk menggunakan anggaran seefisien dan seefektif mungkin,” sambung prof Hariyono.
Sebab ada anggaran dari negara maupun dari mahasiswa, dimana ada tanggung jawab sosial dan moral. Contohnya saja anggaran negara ada yang dipinjam dari negara lain.
“Maka harus menggunakan anggaran negara itu secara bertanggungjawab dan UKT dari orang tua mahasiswa. Apalagi tidak semua mahasiswa kami dari sosial ekonomi yang cukup,” kata dia.
Sehingga ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab UM, yang harus dilakukan oleh fakultas.
“Semoga dengan adanya penghargaan ini, tentu diharapkan kedepannya bisa memberikan motivasi bagi unit lainnya yang belum mendapatkan dan yang sudah mendapatkan,” sebutnya.
Di acara ini, sebagai catatan, Rektor juga mendorong agar jumlah doktor di UM bertambah. Apalagi ke depan tantangannya tak hanya sesama PTNBH, tapi juga PTS dan PTN.
Belum termasuk perguruan tinggi dari luar negeri. Sebab di KEK Singosari, sudah ada perguruan tinggi asing.
“Dan tentu ini jadi tantangan kita semua. Maka perlu penguatan SDM. Jumlah dosen masih 46 persen yang doktor. Sampai 2027 kemungkinan tidak sampai 60 persen.”
“Maka dekan perlu mendorong para dosen mudanya mengambil studi S3 untuk menjaga kualitasnya.”
“Jika risetnya bagus, juga akan mudah mengurus profesornya. Apalagi sudah ada LPTK atau eks IKIP, yang sudah memiliki jumlah doktornya mencapai 50 persen dan 80 persen,” tegas Rektor. (M. Abd. Rahman Rozzi)