Malang Post – Kebakaran yang sempat terjadi di TPA Tlekung Kota Batu, saat ini sudah tertangani dengan baik dan sudah berstatus hijau. Meskipun titik api sempat muncul berulang.
Hal itu disampaikan Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (24/10/2023).
Dengan status hijau ini, kata Aries, untuk potensi kebakaran masih ada. Jadi ada beberapa upaya yang sekarang sedang dilakukan dari DLH. Seperti dengan membuat pengolahan sampah secara mandiri.
“Sehingga sekarang ini sudah tidak ada lagi sampah yang masuk ke TPA dan di TPA fokus pengolahan sampah lama,” katanya.
Untuk kejadian kebakaran di TPA Tlekung, jelas Aries, sesuai laporan dari PMK ada dua kemungkinan pemicunya.
Pertama kondisi panas dan dugaan pembakaran liar diluar TPA, yang merupakan wilayah hutan dan ladang warga.
TPA sendiri, kata Dosen Teknik Lingkungan ITN Malang, Sudiro, memang menjadi salah satu tempat yang rentan kebakaran.
Apalagi di TPA Tlekung juga masih menggunakan pola lama. Yaitu sanitary landfill atau penumpukan dengan kondisi terbuka.
“Karena model penumpukan sampah masih dilakukan, sehingga sampah-sampah kering seperti kertas dan plastik itu berpotensi besar terbakar. Dengan kondisi cuaca kemarau berkepanjangan dan angin kencang,” sebutnya.
Sudiro menambahkan, bahkan penumpukan sampah yang cukup lama di atas 5 tahun, dengan ketinggian sampah 5 sampai 7 meter. Maka sampah mengandung gas metan tinggi dan juga sensitif dengan percikan api.
Sementara itu, Dokter Spesialis Paru Karsa Husada, dr. Deden Permana menyampaikan, dengan adanya kebakaran yang berulang di Kota Batu, yang perlu diwaspadai dampak kesehatan. Apalagi untuk warga sekitar.
“Untuk orang-orang yang terpapar langsung, bisa memicu terjadinya Infeksi saluran pernafasan dan sesak nafas untuk waktu jangka pendek,” sebutnya.
Sementara untuk jangka panjangnya, tambahnya, masyarakat bisa terjangkit penyakit jantung (kardiovaskuler) sampai kanker paru-paru.
Jika terjadi kebakaran khususnya di TPA, warga sekitar yang terdampak bisa menggunakan masker ketika berkegiatan di luar.
“Lebih baik tutup rumah rapat-rapat, baik jendela sampai pintu dan untuk AC yang digunakan dibuat mode udara berputar dalam ruangan,” demikian ujarnya. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)