
Malang Post – Anggota badan anggaran (Banggar) DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi menegaskan, pembongkaran pagar di lingkungan Balai Kota Malang. Dilakukan oleh Pemkot Malang. Pihaknya sama sekali belum tahu, apa maksud dan tujuan sebenarnya.
“Karena saya pribadi tidak tahu, mau diapakan pembongkaran tersebut. Hal itu, tidak ada kaitannya dengan anggaran revitalisasi Alun – Alun Tugu,” tegas Arif, ketika ditemui di gedung DPRD Kota Malang, Selasa (2/08/2023).
Lebih jauh dijelaskan, perencanaan pembongkaran pagar Balkot. Sama sekali tidak ada pembahasan dengan DPRD. Selain itu, juga tidak dianggarkan di 2022 maupun 2023.
“Baik secara APBD induk maupun APBD Perubahan 2023. Ketika dilakukan pembongkaran, anggarannya dari mana pembiayaannya. Kami kurang tahu secara perolehannya,” jelas Arif.
Disinggung apakah sebelumnya teranggarkan pada 2022 lalu, kata Arif, sama sekali tidak ada pembahasan penganggarannya. Kalau memang renovasi pagar Balkot.
“Kami tanyakan kenapa tidak sekalian satu paket dengan pembangunan revitalisasi Alun Tugu. Termasuk pagarnya DPRD sekaligus,” kata dia.

Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Pembangunan metode landscape tata kota, lanjutnya, seharusnya dijadikan satu paket pembangunannya. Yakni Alun – Alun Tugu, pagar di Balkot sekaligus pagar di DPRD.
“Kita tata secara satu paket pembangunannya. Yang terjadi saat ini hanya pagar Balkot yang dibongkar, terkesan lucu. Kami akan menyinggung saat rapat,” tambahnya.
Sementara, Wali Kota Malang, Sutiaji terkait pembongkaran pagar Balkot. Ia menyampaikan, pembongkaran pagar Balkot biar linier (sambung) dengan Alun – Alun Tugu.
“Jika tidak kita lakukan pembongkaran (penyesuaian), justru kelihatan lucu tampilannya. Untuk saat ini, memang belum connect (sambung). Kelihatannya tampak aneh,” ujar Sutiaji.
Menurutnya, Balkot ini kan rumah rakyat. Kalau dibatasi dengan pagar, kesannya tersekat-sekat atau ada batasan. Antara pejabat dan masyarakatnya.
“Oleh karenanya, kami lakukan pembukaan (bongkar). Bermaksud untuk lebih menyatu konsepnya. Tidak ada kesan berjarak,” cetusnya.
Pagar di Balkot, terang dia, kemungkinan akan dilakukan pembongkaran keseluruhan. Guna bisa landscape ke tamannya lebih bagus tampak bagus.
“Perihal sisi keamanannya, kami berkeyakinan tetap aman. Karena Balkot ini adalah rumah rakyat. Kita semua mesti turut merawat dan menjaganya. Ketika ada demo, akan ada sistem buka tutup. Semoga tidak anarkis jika ada aksi demo,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)