Malang – Sejak Selasa (8/12) secara signifikan, angka persebaran kasus Covid-19 di Kota Malang, melonjak tajam. Tidak sekadar naik hingga dua digit, tapi rata-rata kenaikannya mencapai lebih dari 200 persen. Dibandingkan sebelumnya.
Paling tidak dalam satu bulan terakhir, hingga Senin (9/12), pertambahan kasus terkonfirmasi positif pada kisaran 8-9 kasus sehari. Tetapi mulai Selasa, kenaikannya mencapai 24 kasus terkonfirmasi positif.
Dilanjutkan Rabu (10/12) bertambah 22 kasus dan kemarin semakin tinggi. Pertambahannya pada angka 31 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Total kasus dalam kurun waktu tiga hari, bertambah 77 orang. Atau 2.417 kasus secara keseluruhan.
Penambahan kasus positif tersebut, ternyata juga diikuti oleh bertambahnya angka kesembuhan. Jumlahnya juga melonjak tajam, dibanding rata-rata satu bulan terakhir. Sejak Selasa (8/12) hingga kemarin, tercatat ada 58 pasien yang sembuh dari Covid-19. Hingga total sampai kemarin, ada 2.128 orang yang sudah sembuh.
Terkait dengan lonjakan kasus tersebut, Kabag Humas Pemkot Malang, Nur Widianto menjelaskan, terjadinya peningkatan kasus terkonfirmasi positif, berasal dari persebaran yang beragam. Mulai dari perguruan tinggi, perkantoran, lingkungan Pemkot Malang sendiri. Hingga persebaran yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
‘’Kalau dari lingkungan Pemkot Malang sendiri, dari sebelumnya yang sudah dikonfirmasi ada enam ASN yang positif Covid-19, masih bertambah lagi dua orang ASN,’’ ujar Nur Widianto, seperti dikutib dari kumparan.com.
Sebelumnya, kata Nur Widianto, peringatan lonjakan ini, sudah diprediksi oleh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi. Bahkan, diperkirakan akan berlangsung dalam dua minggu ke depan.
‘’Secara khusus juga disampaikan oleh Dinas Kesehatan, Pak Wali Kota, Pak Wawali juga Pemprov. Kita harus cermati untuk satu dua minggu kedepan,’’ tambahnya.
Di antaranya, salah satu faktor yang dicermati bersama lantaran adanya momen Pilkada. Dan secara kebetulan, dari tambahan dua ASN yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut, berdomisili di Kabupaten Malang.
‘’Salah satu yang di cermati kemarin, adalah pasca pilkada. Ada kekhawatiran akan menjadi salah satu faktor (penambahan), yang sedang kita cermati secara seksama,’’ tandasnya.
Sementara itu terkait dengan penambahan dari klaster perguruan tinggi, sebelumnya Universitas Brawijaya (UB) juga sudah melansir data, sejak Juli hingga Desember, jumlah kasus positif Covid-19 yang menimpa kampus ini, sebanyak 75 orang. Jumlah itu diluar mahasiswa aktif. Bahkan di minggu pertama Desember, ada penambahan 10 orang sivitas akademika UB terkonfirmasi Covid-19.
Karena faktor itu juga, UB masih akan memberlakukan kuliah secara daring, pada semester depan. Hal itu diputuskan mengingat kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.
Dalam kalender akademik UB, perkuliahan semester genap akan mulai aktif pada pertengahan Februari-Mei 2021. Batas akhir semester genap pada Juli 2021. Registrasi administrasi dan akademik akan dimulai akhir Januari 2021. Keputusan masih memberlakukan kuliah daring disampaikan Wakil Rektor I Bidang Akademik UB Aulanni’am, Kamis (10/12) kemarin, dalam siaran pers.
‘’Semester depan ini, UB masih akan melakukan kuliah daring, secara sinkron dan asinkron. Pembelajaran sinkron merupakan belajar daring dalam waktu yang sama. Belajar secara langsung dan terlibat secara langsung,’’ kata Aulanni’am.
Adapun pembelajaran asinkron, menurut Aulanni’am, merupakan pembelajaran daring pada waktu berbeda. Komunikasi selama pembelajaran asinkron bisa dilakukan melalui web, surel (e-mail), ataupun pesan yang di-posting di forum komunitas. (rdt)