Malang Post – Universitas Negeri Malang (UM), mengelar seminar bertajuk: ‘Strategi Komersialisasi Hasil Inovasi Perguruan Tinggi’. Menghadirkan narasumber Prof. Dr. (HC) Dahlan Iskan, Senin (10/7/2023).
Seminar yang digelar di gedung Rektorat UM lantai 9, Wakil Rektor III UM bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi, Dr. Ahmad Munjin Nasih, M.Ag mewakili rekor UM mengungkapkan, pihaknya sengaja mendatangkan Dahlan Iskan. Untuk mendapatkan tips agar tak berhenti sampai di publikasi. Tetapi bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum.
“Dana riset dari negara ini, harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Alhamdulillah, Pak Dahlan adalah narasumber yang sangat tepat. Semoga ilmu yang beliau berikan, bermanfaat baik bagi kita di lingkungan intern UM dan juga masyarakat luas pada umumnya,” tandasnya.
Sementara di satu sisi, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN) tersebut, dalam seminarnya juga mendorong para periset di UM, untuk lebih aktif. Melakukan inovasi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan dikomersilkan. Salah satunya mendorong pembuatan kendaraan listrik fast charging.
Dalam talkshow yang berlangsung hampir dua jam tersebut, Dahlan Iskan menyampaikan mengenai Strategi Komersialisasi Hasil Inovasi Perguruan Tinggi.
Ia pun mengajak Dr. Muchammad Harly, ST., MT., dosen Teknik Mesin dari kampus ini, yang berhasil menemukan alat pengisi daya untuk mobil listrik.
“Jika saat ini, Pak Harly mampu menemukan alat catu daya dengan waktu satu jam. Tapi saya tantang Anda, untuk dapat membuat terobosan Fast Charging hanya 20 menit,” ungkapnya
Pembina Malang Post ini, dalam kesempatan tersebut juga menguraikan, trend orang saat ini segala sesuatu serba cepat. Menonton video saja, lebih dua menit orang sekarang males.
Dosen FT UM lantas menyanggupi tantangan ini. Ia akan mengubah IC Remaping pada alat catu daya, agar dapat Fast Charging.
Dahlan yakin, inovasi pengisian daya cepat ini, yang diperlukan masyarakat di masa depan. Ia menyanggupi akan mengumumkan terobosan dosen UM ini.
Karena di satu sisi, komersialisasi hasil inovasi di peguruan tinggi masih minim. Untuk itu, butuh dorongan agar para peneliti ini bisa menciptakan inovasi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan dikomersialisasikan.
Salah satunya dengan adanya insentif hingga pemberian saham pada peneliti yang inovasinya digunakan oleh perusahaan. Tandasnya (M. Abd. Rahman Rozzi)