Malang – Kawasan Malang Raya, masih belum terbebas dari kepungan wabah atau pandemi virus corona (Covid-19) dalam 10 bulan terakhir ini. Dampaknya sangat buruk bagi binis yang dijalankan Arema FC. Terlebih terbit Surat Keputusan Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita melalui SK PT LIB Nomor 394/LIB-KOM/XI/2020, tanggal 2 November 2020, yang memutuskan menunda pelaksanaan Liga 1 2020 dan akan melanjutkan kembali pada Februari 2021 dengan titel Liga 1 2020/2021.
Imbauan pemerintah agar masyarakat menerapkan stay at home, social distacing, dan physical distacing, secara tidak langsung membawa imbas negatif bagi kelangsungan bisnis Arema FC. Praktis Arema official store, yang berada di Kantor Arema, Jalan Mayjen Pandjaitan No 42 Kota Malang, sepi dari pengunjung. Pagi hingga malam.
Kondisi itu disebut Manajer Arema FC Store, Tjiptadi Purnomo. Bisnis mengalami penurunan omzet, dari penjualan marchandise original klub, jika dibandingkan hari normal. Atau saat belum ada pandemi Covid-19. Baik ketika sejak tengah Maret 2020, muncul wabah virus asal Wuhan, Hubei, China itu, hingga mandegnya kompetisi selama ini.
‘’Hari normal ketika belum ada wabah virus corona, untuk bisnis Arema official store bisa mencatat 20 hingga 30 lebih transaksi per hari. Tetapi dalam 10 bulan terakhir, sejak 20 Maret saat muncul wabah virus corona, omzet menurun drastis. Transaksi per hari, hanya ada empat dan paling banyak tujuh penjualan item. Sangat terasa imbasnya. Jadi semua bisnis kami turun 50 persen pemasukannya,’’ ujar Tjiptadi Purnomo.
Arema official store, sebagai pusat seluruh kegiatan entertain mulai dari nobar (nonton bareng), meet and greet, penjualan jersey dan merchandize orisinil, melayani pembelian pre-order jersey dan merchandise yang didatangi langsung. Bahkan sejak 10 Juli 2020 lalu, untuk mensiasati penurunan drastis pemasukan, Arema official store tampil model baru. Yakni hadir dengan model pemasaran era new normal pandemi virus corona, lewat fasilitas cash on delivery (COD), bagi Aremania dan masyarakat umum di wilayah Jawa Timur, yang ingin membeli merchandise. Arema official store sendiri digawangi atau didukung 10 orang staf yang bertugas di berbagai posisi.
‘’Arema official store biasanya di saat normal, mampu meraup transaksi Rp 16 jutaan per hari atau Rp 135 juta per bulan. Namun saat pandemi Covid-19, hanya kisaran Rp 8 juta per hari atau Rp 65 jutaaan per bulan. Ya mau bagaimana lagi. Ini khan karena kejadian force majeur. Bencana virus corona di mana-ama. Jadi tidak hanya Arema saja yang terkena dampaknya. Namun kami selalu berupaya keras untuk tetap bertahan di tengah kondisi yang tidak menentu ini, dengan sisati lewat fasilitas untuk pembeli,’’ tandas Tjiptadi Purnomo. (act/rdt)