Malang – Kekhawatiran banyak orang, ajang kampanye Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Malang, bakal menciptakan klaster baru penularan coronavirus disease, paling tidak hingga kemarin belum terbukti.
Dimulai pada 26 September lalu, kampanye yang dilakukan tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati itu, tidak terlalu signifikan menambah jumlah terkonfirmasi positif Covid-19.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, yang diinformasikan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang, per tanggal 26 September lalu tercatat jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 890 orang. Dari jumlah tersebut, 783 pasien dinyatakan sembuh. 57 orang meninggal dunia.
Sementara data terbaru hingga 22 November kemarin, jumlah konfirmasi positif 1.141 orang. Atau ada kenaikan 251 kasus dibanding awal kampanye. Rata-rata ada penambahan empat kasus sehari. Angka kesembuhan juga naik. Dari 783 pasien, naik menjadi 1.000 orang. Jumlah yang meninggal dari 57 orang, mengalami kenaikan hingga 71 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Arbani Mukti Wibowo menengarai, kondisi itu terjadi karena masyarakat Kabupaten Malang, sudah memiliki kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan penanganan Covid-19.
‘’Memang kerumunan itu tetap ada. Tetapi sejauh ini yang saya lihat, masih bisa dikontrol. Penerapan protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat. Selama kampanye, para paslon juga komitmen untuk melakukan kampanye door to door dan membatasi kerumunan. Jadi saya apresiasi, selama ini tidak ada kerumunan yang membludak,’’ katanya usai memperingati Hari Kesehatan Nasional 2020, di Pendopo Agung Kabupaten Malang, akhir pekan kemarin.
Jadi, kata dia, sekalipun kampanye Pilkada Kabupaten Malang 2020 tetap dilaksanakan oleh masing-masing paslon, di tengah situasi dan kondisi yang serba terbatas, tidak berpengaruh yang cukup signifikan terhadap jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Tak heran jika mantan Direktur RSUD Lawang ini, menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi, kepada jajaran penyelenggara Pilkada Kabupaten Malang. Mulai dari KPU (Komisi Pemilihan Umum), Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) dan utamanya kepada tim kampanye dari masing-masing paslon.
‘’Juga kepada jajaran kepolisian, yang berperan sangat aktif dalam penegakan protokol kesehatan. Polisi dan Bawaslu juga langsung melakukan penindakan, jika ditemukan ada kerumunan yang lebih dari 100 orang dalam acara kampanye. Karena memang semua itu sudah sesuai komitmen bersama,’’ imbuhnya.
Dari kedisiplinan masyarakat, ditambah dengan ketatnya penegakan disiplin protokol kesehatan pada saat kampanye Pilkada, lanjut dia, menyebabkan tidak ada penambahan jumlah signifikan, hingga mendekati dua bulan terakhir.
‘’Kalau pun ada penambahan (terkonfirmasi positif Covid-19), jumlahnya tidak terlalu signifikan. Normal masih seperti tidak ada kampanye. Sehari kisaran tiga atau empat pasien sehari. Bahkan beberapa kali, ada yang tidak terdapat penambahan pasien,’’ tandasnya. (riz/jan)