Malang Post — Sejarah baru kembali ditorehkan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kali ini Program studi (Prodi) Agribisnis, Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM yang mencatatkan tinta emas. Meraih Akreditasi Unggul dari BAN-PT pertengahan Oktober 2021.
Sebagai pengingat, akreditasi menjadi tolok ukur perguruan tinggi memiliki mutu pendidikan yang baik. Perguruan tinggi yang terakreditasi oleh BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) pasti sudah tidak diragukan lagi kualitas pendidikannya. Sehingga kompetensi mahasiswanya pun sesuai dengan standar pendidikan.
Selain itu, fungsi akreditasi kampus dan program studi (prodi) juga diperlukan sebagai syarat umum dalam melamar pekerjaan di institusi pemerintahan. Seperti pegawai negeri, BUMN, perusahaan swasta hingga multinasional.
Prodi yang sebelumnya menyandang akreditasi A ini, sekarang naik kelas menjadi Akreditasi Unggul. Ini setelah prodi Agribisnis mengajukan Suplemen Konversi Prodi. Akreditasi Unggul ini, menjadi pengakuan pihak luar terhadap kualitas pendidikan dan penunjang lain di Prodi Agribisnis.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020 dan Peraturan BAN-PT Nomor 1 Tahun 2020, terjadi pergeseran konversi peringkat yang awalnya A, B dan C menjadi Unggul, Sangat Baik, dan Baik.
Perihal kabar tersebut, Livia Windiana, SP. M.Agr, Sekretaris Prodi Agribisnis, Senin (18/10/2021) menjelaskan. Pihaknya sejak awal menyiapkan berbagai persyaratan pemenuhan predikat unggul.
“Pemenuhan Instrumen Suplemen Konversi (ISK) ini wajib dipenuhi agar akreditasi yang awalnya A menjadi Unggul,” ujar Livia.
Terdapat empat unsur kriteria ISK yang telah disiapkan dan dipenuhi, yaitu: unsur dosen tetap, kurikulum, penjaminan mutu internal dan pelacakan lulusan.
Akreditasi Unggul ini, bagi prodi Agrisbisnis dimaknai bukan sebuah sertifikat saja. Namun sebuah bentuk cerminan sivitas akademika dalam menjalankan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi sehari-hari.
Sementara itu, Ketua Prodi Agribisnis Dr Ir Istis Baroh, MP juga menyambut gembira kabar tersebut.
“Semoga dengan diraihnya Akreditasi Unggul ini, mutu dan pelayanan serta kapabilitas dari mahasiswa dan alumni bisa diandalkan ke depannya, menghadapi Revolusi Industri 4.0”, ungkapnya dengan bahagia.
Dr Istis Baroh menyatakan, untuk mempertahankan Akreditasi Unggul ini, pihaknya akan berkelanjutan menjaga kualitas kurikulum. Pastinya, disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan terkini. Caranya, berkolaborasi dengan stake holder. Sehingga kurikulum tidak monoton.
Selain itu, melakukan upgrade kualitas SDM, peningkatan kualitas pelayanan untuk mahasiswa dan alumni, kualitas sarana dan prasarana juga perlu dilakukan.
“Mahasiswa juga dilibatkan aktif dalam penelitian dan pengabdian dosen”, tutupnya. (yan)