Beberapa pekan lalu, cukup menghebohkan dunia jagat sosmed adanya penghinaan
yang dilakukan oleh presiden Macron terhadap karikatur wajah yang dimiripkan gambar
Rasulullah Muhammad. Kejadian berawal ketika salah seorang muslim membunuh salah satu warga Perancis yang melakukan pelecehan atas Rasulullah. Dan kejadian itu justru semakin diperkeruh dengan penghinaan yang sama dilakukan oleh seorang kepala negara sebagai bentuk pembalasan dan kebencianya terhadap islam.
Melihat peristiwa itu, sontak hal tersebut menarik perhatian dari seluruh umat muslim
dunia, baik di negara-negara tetangga tidak sedikit menampilkan video pemboikotan terhadap produk-produk Perancis dan khususnya di Indonesia juga tanpa pikir langsung memboikot produk, merk dan brand made in Perancis. Termasuk salah seorang artis hijrah, Arie Untung dengan istri juga memposting foto pemboikotan terhadap brand dari Perancis dan ma syaa Allah hingga menjadi tranding topic dijagat twitter.
Tidak hanya sampai disitu, kelompok umat islam ideologis pun melakukan aksi-aksi
pemboikotan dan syiar kepada umat dan juga ke-kedubes Perancis yang ada di Indonesia.
Aksi itupun disusul oleh muslim lainnya di beberapa kota di Indonesia. Di dalam aksi
tersebut umat islam ideologis tersebut menyeru untuk memboikot produk-produk Perancis,
bukan hanya itu saja mereka melakukan syiar ke umat bahwa produk-produk asing buah dari
pemikiran penjajah barat seperti Kapitalisme, sekulerisme,liberalism, feminism, dan isme
lainnya itu harus diboikot dan ditolak oleh umat islam khususnya.
Lalu, apakah cukup kita melakukan pemboikotan terhadap produk Perancis? Bagi
seorang muslim, tentunya ghirah islam yang masih tersemat di dalam jiwanya akan membara jika mendengar penghinaan yang terus dilakukan terhadap syariat maupun Rasulullah Muhammad. Karena kecintaan, juga dilanda kebingungan mengapa umat islam terus dilecehkan dan dihinakan seperti itu.
Langkah pemboikotan yang dilakukan sebagian muslim memang tidak memberi efek
langsung kepada Negara Perancis. Tetapi dengan adanya pemboikotan tersebut, secara tidak
langsung akan mempengaruhi roda ekonomi Perancis yang ada di beberapa Negara Muslim.
Dan pemboikotan hanyalah langkah minim yang bisa dilakukan saat ini, sebab jika kita bicara penyebab dan solusi perubahan tentu kita harus tahu akar sebab dan solusi adanya kebebasan berpendapat yang leluasa terjadi saat ini.
Umat muslim harus sadar dan memahami bahwa yang menjadi penyebab maraknya
penghinaan terhadap islam dan Rasulullah saat ini adalah oleh karena penerapan ideologi
kapitalisme yang asasnya sekulerisme, yaitu satu asas yang memisahkan agama dengan
kehidupan. Sehingga lahirlah paham-paham lainnya seperti liberalisme. Oleh karena itu,
sebagai muslim sikap kita tidak cukup berhenti pada pemboikotan produk-produk buatannya
melainkan juga harus memboikot dan menolak produk-produk rusak buah dari pemikiran
asing yaitu kapitalisme, sekulerisme dan liberalism. Supaya umat bisa tersadarkan, maka kita muslim ideologis harus terus berdakwah dan syiar ke umat untuk mengambil dan
memperjuangkan islam rahmatan lilalamin. Wallahu’alam.
Penulis : Risfatul Aini (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang)