Covid-19 merupakan virus mematikan nomer 1 di dunia. Berawal dari negara China yang berasal dari kota Wuhan. Kemudian, menyebar hingga ke penjuru dunia. Pada akhir ini perkembangan virus sangat besar. Dikarenakan virus ini menyebar sangat mudah. Penularan virus ini sangat mudah terhadap orang orang yang terinfeksi batuk, pilek, maupun bersin. Virus ini hampir mirip dengan influenza yang menyerang pernapasan dan dapat terhirup masuk ke paru-paru. Virus ini juga dapat menular lewat permukaan, seperti kontak mata, hidung, mulut. Maka dari itu kita harus selalu menggunakan hand sanitizer dan mencuci tangan dengan sabun. Namun, ada beberapa orang yang sangat rentan terpapar virus ini seperti ibu hamil, lansia dan anak anak. Pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk mencegah penyebaran virus ini mulai dari karantina wilayah hingga menerapkan PSBB berskala besar.
Pandemi Covid-19 telah banyak berdampak pada masyarakat, tidak hanya berdampak pada perusahaan dan sektor ekonomi, namun sejak menjalar virus ini semua kegiatan belajar mengajar dikampus kampus perguruan tinggi Indonesia terhenti. Nadim Makarim, Kementerian Pendidikan Indonesia bekerja keras untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran online. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan dan mencegah penyebaran virus dengan membatasi mobilitas dan mencegah terjadinya keramaian yang besar, sehingga dapat memutus rantai Covid-19 di Indonesia.
Pembelajaran online merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang mempertemukan mahasiswa dan dosen yang saling berinteraksi melalui internet. Dalam proses pelaksanaanya, seperti smartphone atau ponsel Android, laptop, komputer, tablet, dan iPhone. Perangkat tersebut dapat digunakan untuk mengakses informasi kapan pun dan dimana pun, dan berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya pembelajaran online. Misalnya, kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Zoom Meeting, dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp.
Namun pembelajaran online ini belum dapat diselesaikan secara efektif karena terhalang oleh keterbatasan siswa dan guru dalam menggunakan teknologi informasi, akses internet yang kurang memadai, anggaran yang tidak mencukupi, serta ketersediaan layanan internet yang belum sepenuhnya terwujud. Beberapa mahasiswa menggunakan layanan seluler untuk mengakses internet, dan sebagian kecil menggunakan layanan Wi-Fi. Saat melaksanakan pembelajaran online mereka yang berada di daerah masing-masing terkadang sinyal lemah dan mereka akan mengalami kesulitan sinyal seluler. Hal ini merupakan tantangan dalam menerapkan pembelajaran online. Namun, ketika layanan internet lemah dan mahasiswa kurang memahami bimbingan dosen maka pembelajaran online menjadi lemah. Masalah lain yang dihadapi adalah keterbatasan pendanaan pembelajaran online. Seorang mahasiswa mengungkapkan bahwa untuk mengikuti pembelajaran online, mereka harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli kuota data internet.
Karena keadaan saat ini tidak sepenuhnya normal, suka, setuju atau tidak setuju, bagi sebagian mahasiswa pembelajaran online terbilang sulit, karena menyangkut kebiasaan sehari-hari. Dengan berjalannya seiring waktu setiap orang harus membiasakannya, dan kemandirian sangat penting untuk optimalisasi kegiatan belajar di rumah karena pendidikan harus dilakukan. Saya berharap kedepannya seluruh mahasiswa Indonesia akan terus mengikuti perkuliahan saat pandemi Covid-19 hingga wabah ini berakhir.
Penulis : Sahla Nabila (Mahasiswa Poltekkes Kemenkes malang)