Setelah diprotes Serikat Sopir Indonesia (SSI) yang menganggap, keberadaan bus DAMRI telah menyerobot penumpang umum, operasional bus Damri trayek tujuan wisata berhenti sementara.
Manajer Perum DAMRI Kota Malang Zuryani membenarkan hal tersebut. Saat ini, pihaknya sedang mengupayakan mediasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Zuryani menjelaskan, Perum DAMRI Kota Malang hanya menjalankan tugas dari Kemenhub untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dalam rangka pemulihan perekonomian dan pariwisata daerah.
” Sebenarnya segmentasi kami juga berbeda. Karena ini untuk mendukung wisata nasional, juga untuk memudahkan masyarakat yang hendak berwisata. Apalagi memang banyak masyarakat yang terdampak secara finansial,” ujarnya.
Terkait tuduhan DAMRI menaik turunkan penumpang di perjalanan, Zuryani juga membantahnya. Bus DAMRI hanya berhenti di titik Check Point. Titik tersebut sebelumnya juga telah dilaporkan kepada pemerintah pusat dan dikomunikasikan bersama pemerintah daerah setempat.
Titik Check Point tersebut dimaksudkan untuk memberi edukasi kepada penumpang mengenai lokasi yang memang dinilai memiliki sejarah, seperti di Masjid Turen. Hal inilah yang disalah pahami oleh sopir angkutan.
Ia menegaskan jika Check Point sama sekali bukan untuk menaikkan atau pun menurunkan penumpang. Melainkan untuk mengedukasi penumpang berkaitan dengan kawasan wisata di Malang Raya.
Berhentinya operasional DAMRI tujuan Malang Selatan ini membuat masyarakat bereaksi. Banyak yang menyayangkan hal tersebut karena mereka kesulitan untuk mendapatkan angkutan menuju kawasan wisata pantai.
Hal inipun ramai di bahas di media sosial. Disejumlah group facebook di Malang netizen menyayangkan protes sopir angkot yang menyebabkan berhentinya operasional bus DAMRI. Adapula yang kasihan dengan nasib sopir angkutan tersebut. Netizan juga menginginkan masalah tersebut diselesaikan dengan jalan damai. (anw)