Malang – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya memutuskan lepas dari Aliansi Malang Melawan. Mereka juga tidak ikut unjuk rasa, Selasa (20/10). Koordinator BEM, Mahmud mengatakan: Pihaknya bercermin dari aksi unjuk rasa yang ricuh Kamis 8 Oktober 2020).
“Mengacu pada aksi Kamis lalu. Unjuk rasa kami saat itu bersifat damai. Tapi ternyata kondisinya berubah chaos. Kami tidak ingin masyarakat takut. Karena pasti masih mengingatnya. Sehingga teman-teman BEM Malang Raya memutuskan Walk Out dari Aliansi Malang Melawan,” ujarnya.
Namun, pihaknya tetap konsisten menyerukan dan memperjuangkan penolakan UU Cipta Kerja omnibus law. “Kami konsiten menuntut Presiden menerbitkan Perpu mencabut UU Cipta Kerja. Dalam waktu dekat, BEM Malang Raya berencana akan turun ke jalan untuk menuntut dua hal itu,” jelasnya.
Karena sejatinya, mahasiswa turun ke jalan untuk menyuarakan hak rakyat yang dirampas oligarki. Bagi individu mahasiswa yang ikut aksi kemarin, harus siap menerima konsekuensinya. BEM Malang Raya tidak bertanggung jawab. Harapannya, mahasiswa tetap satu barisan dan satu komando. Jangan sampai idealisme dimanfaatkan oknum-oknum yang berkepentingan individu atau kelompok. (roz/jan)