Malang – Aidha Dhum tergerak memupus dan membentuk pandangan positif terkait Gunung Kawi. Sebab, di dalamnya banyak hal-hal yang baik dan positif. Karena itu, gadis asal Desa/Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang ini membentuk komunitas Gunung Kawi Berkarya (GKB).
GKB memberikan pemberdayaan masyarakat dan memajukan wisata Gunung Kawi.
“Saya prihatin karena sebagian berita yang selama ini beredar, konten youtube, dan cerita yang berkembang tentang Gunung Kawi, dipenuhi hal-hal mistis dan gaib. Saya ingin mengimbangi dengan membentuk opini yang baik dan positif,” terang Aidha Dhum, Senin (19/10).
Seperti diketahui, selama ini pandangan dan penilaian sebagian orang terhadap Gunung Kawi masih diliputi hal-hal yang minor dan stereotip. Sebagian orang masih menilai Gunung Kawi sebagai tempat untuk menjalani ritual pesugihan, dan hal-hal negatif lain.
Aidha menuturkan, dia ingin menggeser opini publik yang banyak berkembang dengan tema tentang pesugihan, horor, dan kemistisan lainnya dikaitkan dengan Gunung Kawi.
“Saya ingin jelaskan, jika di sini (Gunung Kawi) juga gudang seniman yang berpotensi untuk melestarikan seni dan budaya,” imbuh dara multitalenta ini.
Aidha menjelaskan, dia membentuk GKB pada 7 September 2020, yakni dengan anggota : Admin 1 : Biebie, Admin 2 : Sandy Forious, dan Admin 3 : Suky Chiara.
Sementara untuk moderator dijabat Yeni Fahjrianti, Nia Dzahabi, Muhammad Rifai, Setyowati dan Dora Darma.
Aidha mengungkapkan, tujuan pembentukan GKB untuk mengekplorasi potensi warga dan wisata Gunung Kawi, serta alam sekitar. “Agar publik lebih mengenal kami dengan kenyataan yang ada. Juga untuk menggeser opini publik agar kami tidak hanya terimage mistis dan horor . Namun, bisa mempromosikan wisata religi di tempat kami yang memang patut dikunjungi,” tutur Aidha.
Aidha mengatakan, GKB karena masih baru, maka kegiatan saat ini adalah memperkenalkan diri dan menunjukkan eksistensi dan kepedulian pada pelestarian seni budaya. Aidha juga mengungkapkan, kesenian di tempatnya masih eksis berjalan, dan banyak pengusaha mandiri yang bergabung dengan UMKM, sebagai bentuk eksistensi dalam bidang kuliner.
Aidha mengungkapkan, pihak lain yang support dan bekerjasama dengan GKB adalah Kampoeng Kopi. Yaitu, organisasi mandiri dalam bidang olahan kopi. “Untuk sinergi dengan pebisnis dan Pemkab Malang, kami masih ingin membuktikan kekuatan kami dulu untuk membangun kerjasama,” tukas Aidha.
Kegiatan dan tujuan lain GKB adalah melakukan explore alam dengan photography, dan meninjau situs sejarah di Gunung Kawi yang terbengkalai bersama Komunitas Jelajah Jejak Malang (JJM).
Selain itu juga melakukan eksplore paguyuban tari yang masih tetap aktif dari waktu ke waktu. Tidak hanya itu, juga membuka galeri oleh-oleh khas Gunung Kawi dari produk UMKM wilayah Kawi.
Beberapa kegiatan lain yang dilakukan GKB seperti, mengekspos kegiatan desa, melakukan kegiatan sosial yang bernama GKB Peduli berkolaborasi dengan Tim Peduli Wonosari. Terkait rencana kegiatan berikutnya adalah segera melaunching Sanggar Tari “Sekar Kawi” dan juga memproduksi kostumnya.
Aidha juga menuturkan, adanya pandemi membuat roda ekonomi di Kawi bergerak melambat. Namun, dengan adanya protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19, khususnya di Lingkungan Pesarean Gunung Kawi, menjadi lebih bersih dan memberi suasana baru. Lebih asri dan indah dipandang.
“Pada sisi lain saya prihatin. Namun pada sisi lain, membuat saya bersemangat mencari ide-ide baru untuk GKB di tengah pandemi Covid-19,” ujar Aidha.(san/ekn)