Batu – Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, memang tak memiliki potensi alam yang dapat disajikan sebagai tempat wisata. Meski begitu, masyarakat setempat tak patah arang. Mereka terus berkreasi, agar wilayahnya tak tertinggal dengan desa ataupun kelurahan lain.
Kreasi itu diwujudkan dengan dideklarasikannya Kelurahan Ngaglik jadi kampung Jawa. Selain itu, di Kelurahan Ngaglik juga akan difungsikan sebagai sentra batik. Bahkan, kreasi batik khas Ngaglik itu sudah ada dan telah ditampilkan.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, pun mengapresiasi. Dewanti melihat masyarakat Ngaglik memiliki semangat berkreasi yang tinggi. Makanya dia meminta, agar organisasi perangkat daerah (OPD) terkait bisa memberikan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk.
Apabila produknya bisa bersaing menembus level nasional tentu akan berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat setempat pula.
“Model pemasaran secara online sudah harus dikembangkan, sehingga tanpa harus bertemu bisa bertransaksi. Mari duduk bersama menyusun konsep yang bisa menciptakan daya tarik bagi masyarakat luar kota,” ujar Dewanti kepada Di’s Way Malang Post.
Menurutnya, terobosan dengan menghadirkan produk kreatif akan memunculkan aksentuasi dalam pengembangan desa/kelurahan wisata di Kota Wisata Batu (KWB), sehingga Dinas Pariwisata (Disparta) akan menyiapkan program khusus, bagaimana Ngaglik bisa jadi jujugan wisatawan, meski tak memiliki potensi alam.
Kepala Disparta Kota Batu, Arie As Siddiq, melihat jika sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Kelurahan Ngaglik sangat luar biasa. Antusias masyarakat juga sangat tinggi. Karena itu, dia ingin menggali potensi lain dari Ngaglik.
“Semester pertama kami akan menyusun rencana dan semester kedua tahun 2021 kami akan bergerak untuk mendongkrak pasar ekonomi kreatif. Khususnya produksi batik dan souvenir yang dapat dijadikan ikon wisata Kota Batu,” katanya.
Untuk mewujudkan hal itu, dia telah melakukan konsolidasi dengan pelaku ekonomi kreatif, tokoh-tokoh masyarakat dan pemangku kebijakan setempat. Menurutnya, komitmen mereka sangat luar biasa demi menyukseskan pengembangan wisata Kelurahan Ngaglik.
“Nantinya di Ngaglik akan jadi sentra batik. Selain menyajikan hasil batik yang beranekaragam, di Ngaglik juga akan ada tutorial pembuatan batik,” ungkapnya.
Lurah Ngaglik, Edwin Yogaspatra Harahap mengatakan, untuk menuju target itu dia telah memulainya. Salah satu bentuknya dengan menggelar festival batik. Event ini menjadi titik awal untuk mengangkat potensi pengembangan wisata melalui produk ekonomi kreatif di Kelurahan Ngaglik.
“Dengan bermodal antusias dan SDM masyarakat, kami optimistis dapat menunjang potensi pariwisata. Potensi ekonomi kreatif itu sebagai solusi alternatif karena di wilayah ini tak memiliki potensi alam yang dapat menunjang daya tarik wisata,” jelasnya.
Selain batik, Ngaglik juga akan menyiapkan Kampung Jawa sebagai destinasi wisata budaya.
“Di sini akan memperkenalkan aksara Jawa untuk anak-anak. Dilengkapi juga dengan fasilitas berbagai permainan tradisional sebagai bentuk komitmennya mewujudkan kampung ramah anak. Permainan tradisional ini akan dilakukan setiap hari minggu untuk mengurangi ketergantungan gawai pada anak,” tandas Edwin. (ano/ekn)