Surabaya – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan, positivity rate kasus Covid-19 di Jatim mencapai enam persen pada pekan ini. Positivity rate merupakan perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19, dengan jumlah tes yang dilakukan.
‘’Alhamdulillah, minggu ini positivity rate Covid-19 di Jatim 6 persen dan tes mingguan PCR tembus standar WHO lebih dari 40 ribu per minggu. Mohon semua tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Semoga penyebaran Covid-19 segera berhenti. Terima kasih atas kerja keras semuanya,’’ tulis Gubernur Khofifah di akun instagramnya @Khofifah,IP, Senin (15/3).
Menurut Khofifah, hasil tersebut hampir sesuai standar WHO yaitu lima persen. Baik kasus harian maupun keterisian rumah sakit yang mulai menurun. Memang berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka positivity rate Covid-19 idealnya kurang dari 5 persen.
‘’BOR (Bed Occupancy Ratio) Covid-19 di Jatim turun di saat testing semakin masif. Saat ini BOR isolasi sudah turun dari 79 persen saat awal PPKM menjadi 33 persen untuk isolasi biasa dan BOR ICU dari 72 persen mejadi 50 persen,’’ kata Khofifah.
Lebih lanjut dikatakan Khofifah, pencapaian ini merupakan prestasi dari kerja keras semua pihak.
‘’Namun seluruh masyarakat harus tetap waspada dan konsisten menerapkan protokol kesehatan. Terus memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Terima kasih atas partisipasi aktif semua elemen masyarakat Jatim, Mari kita jaga kondisi ini,’’ lanjut Gubernur Khofifah.
Berdasarkan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19, kasus yang diperiksa di Jatim dalam satu minggu terakhir sudah mencapai 45.045. Angka ini sudah di atas standar WHO, yakni 1 tes tiap 1.000 penduduk per minggu atau setara dengan 40.479 tes PCR per minggu. Dengan demikian, target testing PCR di Jatim sudah tercapai 111 persen dari standar WHO.
Dari 45 ribu kasus yang dites tersebut, ditemukan 2.694 kasus positif Covid-19. Artinya positivity rate di Jatim, kata Khofifah, sudah mencapai angka 6 persen. Untuk standar dari WHO sendiri. positivity rate yang ideal adalah 5 persen. Padahal, sebelum pemberlakuan PPKM maupun PPKM mikro, positivity rate di Jatim berada di angka 20 persen.
‘’Kita memang selalu memantau angka positivity rate di Jatim, untuk memonitor sejauh mana testing yang dilakukan dan kasus positif yang sudah ditemukan,’’ lanjutnya.
Sementara itu, kendati merupakan salah satu hal yang patut dibanggakan, namun tetap perlu diwaspadai, apalagi sebelumnya Jatim pernah mencapai positivity rate tujuh persen pada Oktober 2020, namun setelah libur panjang kembali naik menjadi 19 persen.
Gubernur Khofifah berharap catatan ini menjadi motivasi untuk masyarakat, pemerintah maupun aparat untuk terus konsisten mengawal penurunan kasus di Jatim. ‘’Termasuk dengan tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan,’’ katanya.
Lebih lanjut, Khofifah mengimbau agar masyarakat terus memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan hanya keluar rumah untuk urusan sangat penting. (azt/rdt)