
TRAUMA HEALING: Tim Mobil KaCa saat memberilkan treatment kepada anak-anak korban bencana di Nganjuk. (Foto: Istimewa)
Nganjuk – Banjir dan tanah longsor menimpa Desa Selopuro, Ngetos, Kabupaten Nganjuk dua pekan lalu. Kerugiannya berupa materi dan juga psikologis para korban, termasuk anak-anak.
Hingga kini mereka masih hidup di pengungsian. Sudah pasti membebani mereka. Tidak bisa hidup normal, apalagi masih kondisi pandemi covid-19.
Maka perlu dilakukan trauma healing bagi anak-anak yang berada di pengungsian. Kali ini Mobil KaCa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Bekerjasama dengan Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana).
Penanggungjawab pengungsian menyatakan, kehadiran Mobil KaCa (Kamis Membaca) ini, sangat menghibur anak-anak yang hidup di kamp. Karena saat ini yang dibutuhkan mereka bukan edukasi formal.
Melainkan kegiatan yang sifatnya refreshing, untuk mengurangi kejenuhan, rasa takut dan was-was. Tim KaCa pun mengajak anak-anak melakukan permainan yang menggembirakan. Seperti estafet holahop, moving bola dan bermain kata.
Juga disuguhkan film-film kartun Islami. Selesai menonton, anak-anak dibebaskan membaca buku yang tersedia di Mobil KaCa. Bagi anak yang belum bisa membaca, mereka mendengarkan dongeng.
“Biasanya anak-anak bermain sendiri. Jarang ada kegiatan bermain bersama, membaca buku, dan menonton film seperti ini. Karena itu, saya sangat berterimakasih kepada UMM dan Mobil KaCa. Karena telah menghibur dan mengedukasi anak-anak di kamp pengungsian ini,” ujar Eko S, warga sekitar lokasi bencana.
Sitta Ardilillahi Ulfa menuturkan harapannya. Bahwa kegiatan ini tidak berhenti untuk anak-anak. Mengingat masa pengungsian masih akan lama, diharapkan akan ada program lanjutan yang ditujukan untuk remaja dan dewasa.
“Saat ini, kegiatan yang terlaksana sudah sangat bagus. Harapan kami, ada program lanjutan. Program trauma healing juga. Tapi untuk remaja dan dewasa,” terang anggota Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Nganjuk ini.
Nurul Hamidah, Koordinator Lapangan Mobil KaCa UMM, sempat terkejut melihat antusiasme anak-anak. Tapi dia sangat senang, karena kegiatan Mobil KaCa ini bisa dilihat langsung manfaatnya.
“Anak-anak terlihat senang ketika kami memutar film kartun. Lalu ketika sesi baca buku, anak-anak langsung menyerbu. Mereka memilih buku-buku yang disukai. Bahkan beberapa orang dewasa juga ikut membaca buku,” ujar Mida.
Tak lupa pihaknya tetap memerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Para relawan diharuskan memiliki surat Swab Antigen. Selain itu, para relawan juga wajib mengenakan masker dan mencuci tangan selama berkunjung di kamp pengungsian,” pungkasnya. (roz/jan)