Malang – Komunitas ibu-ibu hebat di Kota Malang: More Community. Menggelar webinar Sabtu (27/2) dan Minggu (28/2) tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada ABK untuk Tumbuh Kembang yang Optimal. Berlangsung tiga jam dengan 500 peserta seluruh Indonesia, 300 peserta hari pertama dan 200 peserta di hari kedua.
Komunitas ini berdiri 17 Maret 2020. Kali pertama ini menggelar webinar. Memperingati Hari Penyakit Langka Sedunia, akhir Februari. Disebut penyakit langka, karena 1:2000 kelahiran bayi hidup. Anggota More, memiliki anak dengan berbagai penyakit langka, mulai yang menyebabkan anak menjadi difabel, hingga membuat anak tersebut berjuang untuk hidup.
Bahkan ada yang sudah divonis dokter hidupnya tinggal 6 bulan atau dua tahun. Juga ada yang setelah operasi akan sembuh, tapi seiring tumbuh kembang anak. Narsum pertama, Niniek Purwanti Amd.TW, seorang terapis. Dia memaparkan, nutrisi dan oral motor (Bagaimana kemampuan anak untuk makan).
Ada beberapa faktor dasar. Antara lain, rooting reflex dan menghisap. Adalah reflek mencari puting susu ibu atau dot botol susu, sebagai persiapan menghisap. Ini berkembang dan mengalami kematangan sejak dalam kandungan. Mengunyah dan menelan. Neck Control, adalah kemampuan mengontrol kepala, fondasi gerakan bayi selanjutnya.
Narasumber psikolog, Irma Gustiana A, S.Psi M.Psi, memberikan tips apa yang dilakukan orang tua agar anak suka makan. Banyak faktor anak susah makan.
Antara lain, pemilih makanan. Gangguan ini ketika berusia 2-3 tahun dan mungkin berlanjut hingga usia 6 tahun. Solusinya, tetap berusaha mengenalkan anak dengan makanan yang memiliki rasa, tekstur, bentuk dan warna yang berbeda-beda. Agar anak mengeksplor jenis makanan yang ia suka dan tidak.
Mengemut makanan, ini biasanya untuk membuat diri merasa aman. Karena sering mendapat tekanan saat makan. Solusinya, hindari bersikap terlalu keras pada anak dan memaksa mereka mengunyah dan menelan makanan.
Terakhir adalah menolak makanan. Salah satu penyebabnya, karena pengalaman yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan makan. Misalnya pernah tersedak. Solusinya, menyediakan makanan dengan tampilan menarik dan berbagai variasi.
Narsum hari kedua adalah dokter spesialis anak, dr Mesty Ariotedjo Sp.A. Menyampaikan materi: Masalah Gizi pada Anak. Juga hadir, dokter terapis, dr Adilla Hikma Zakiati Sp.KFR, yang menjelaskan: Bagaimana menjadi teman makan yang baik untuk ABK.
Webinar ini bisa dikatakan sukses. Terbukti dari antusiasnya peserta. “Evaluasi kami, terlihat jelas antusiasnya ibu-ibu. Sejumlah 60 % mengatakan sangat bagus, 38 % mengatakan bagus, 2 % cukup,” ujar Dyah Ayu, Wakil Ketua Komunitas More.
Ditambahkan, agenda dalam waktu dekat tanggal 17 Maret 2021. Bersamaan hari jadi Komunitas More, akan diluncurkan buku: Kumpulan Kisah Perjuangan Anak-anak Berpenyakit Langka. Merupakan testimoni yang ditulis oleh anggota komunitas ini. (ryn/jan)