Batu – Relokasi warga terdampak longsor Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu menemui kendala baru. Setelah sebelumnya telah menentukan lahan sebagai tempat relokasi. Namun keinginan untuk menggunakan lahan itu, harus dipinggirkan dulu. Ini karena, tak keluar rekomendasi dari BPBD Jatim.
Sebelumnya BPBD Jatim telah melakukan pengukuran menggunakan alat seismograf. Untuk mengetahui tingkat kerawanan longsor. Dari hasil pengukuran ini, menunjukkan di area yang akan dijadikan tempat relokasi itu memiliki tingkat kerawanan longsor yang tinggi.
Wawali Batu, Punjul Santoso menjelaskan: Setelah menemui titik temu tempat relokasi, pihaknya menyampaikan kepada BPBD Jatim. Namun, berdasarkan pengukuran alat seismograf, mereka tak memberi rekomendasi di lokasi tersebut.
Maka, pihaknya menugaskan Camat Bumiaji dan Kepala Desa Gunungsari untuk mensurvei dua titik lain, yang berada di lahan Perhutani. Sesuai Peraturan Kementerian Kehutanan (Permenhut), tanah hutan bisa digunakan relokasi masyarakat yang terkena musibah.
“Karena di lokasi yang telah ditentukan tidak mendapatkan rekomendasi. Setelah ini Camat Bumiaji dan Kepala Desa Gunungsari akan mensurvey dua lokasi baru. Dua lokasi itu masih milik Perhutani,” kata Punjul kepada Di’s Way Malang Post.
Pihaknya akan mengkomunikasikan dengan Perhutani dan mengkaji kebijakan Permenhut. Regulasi tersebut menyebutkan, relokasi ke lahan Perhutani tidak perlu ganti rugi. “Kebutuhan, lahan minimal luasnya 1000 meter persegi. Serta sesuai dengan keinginan warga, tempat relokasi harus tetap berada di Brau,” tandasnya.
Camat Bumiaji, Bambang Hari Suliyan menyatakan sudah melakukan survey di dua titik, bersama Kades Gunungsari. “Setelah survey, kami akan mengajukan ke BPBD Jatim. Untuk dicek seberapa besar tingkat kerawanan longsor di lokasi. Jadi, hingga saat ini untuk tempat relokasi warga yang terdampak longsor Dusun Brau masih dalam tahap proses,” jelasnya.
Warga tidak mau keluar Dusun Brau, karena mata pencahariannya di sana. “Dua lokasi itu masing-masing ada di Brau atas dan Brau bawah. Lahan itu memiliki luas sekitar 6000 meter persegi. Meski begitu kami akan memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Sekitar 1000 meter persegi,” tandasnya. (ano/jan)