Batu – Uklam-uklam Selecta-Songgoriti (SS) yang berlangsung pada hari Minggu (21/1) lalu bisa dikatakan berjalan sukses. Setidaknya kegiatan yang menjadi pengganti event The Next Trip SS ini dapat mengobati rasa penasaran peserta yang sudah menantikan event sesungguhnya.
Sejatinya The Next Trip SS ini akan dilaksanakan pada Minggu (21/2). Namun harus mundur hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan, karena belum mendapat izin dari kepolisian dan Satgas Covid-19.
Meski diundur dan diganti eventnya, tak menyurutkan minat masyarakat mengikuti kegiatan uklam-uklam SS. Total ada 90 peserta yang mengikuti. Mereka tak hanya dari Kota Batu, namun juga diikuti peserta dari luar daerah seperti Jember, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.
Ketua Panitia The Next Trip SS, Ester Tambunan, menjelaskan uklam-uklam SS itu merupakan uji coba jalur yang akan digunakan The Next Trip SS ketika nanti benar-benar bisa dilaksankan. “Ibaratnya event kemarin seperti simulasi jalur yang akan digunakan pada The Next Trip SS. Selain simulasi jalur, event kemarin merupakan kegiatan untuk melakukan pengenalan jalur wisata baru,” katanya.
Event kemarin merupakan mini konsep The Next Trip SS. Karena sesungguhnya The Next Trip SS merupakan suatu event yang sangat besar. Kegiatan itu merupakan sebuah rangkaian berkesinambungan dari event terdahulu. Yakni The Legend Of Songgoriti.
Dengan terciptanya jalur wisata baru ini, diharapkan bisa semakin mengembangkan destinasi wisata yang ada, dengan mengusung konsep wisata sehat. Rute wisata sehat itu diperuntukan untuk kegiatan olahraga bersepeda dan berjalan kaki. Dari titik start berada di Selecta dan lokasi finish di Songgoriti.
“Dilewatinya jalur wisata baru itu, diharapkan bisa mengenalkan potensi lain dari Kota Batu. Bahwasanya Kota Batu tak hanya wisatanya saja yang unggul, tetapi dalam bidang pertanian, UMKM, dan sebagainya juga memiliki potensi yang sama besarnya,” jelas Ester Tambunan.
The Next Trip SS bukan merupakan sebuah perlombaan. Namun, event ini memiliki ciri khas tersendiri. Yakni, adanya narasi di setiap daerah yang dilewati. “Misal, ketika melewati Desa Punten, nantinya guide akan menjelaskan mulai dari sejarah, , makanan khasnya, potensi pertanian, serta potensi-potensi wisata baru. Nantinya, setiap kloter peserta akan terdiri 10-15 orang dengan didampingi satu guide,” beber Ester.
Dari kegiatan uklam-uklam SS kemarin, kata dia, respons peserta merasa puas dengan rute yang disuguhkan. Apalagi ditambah dengan pemandangan alam yang cerah pada hari itu.
Disisi lain, ketika The Next Trip SS telah benar-benar bisa dilaksanakan, pihaknya menyatakan untuk tahap awal dilakukan setiap sebulan sekali. Namun, selanjutnya ketika telah dikenal banyak orang, diharapkan bisa berjalan setiap minggu. Ini demi menjadikan destinasi wisata yang akan menyumbang banyak perputaran ekonomi di dalamnya.
Contohnya, ketika ada 100 wisatawan yang mengikuti The Next Trip SS dan menghabiskan Rp 10 ribu untuk membeli minuman atau yang lain di sepanjang perjalanan, maka secara otomatis akan ada perputaran ekonomi sebesar Rp 1 juta untuk masyarakat.
“Untuk semakin menyempurnakan konsep The Next Trip SS, ATF (Among Tani Foundation) akan menjalin kerjasama dengan desa-desa yang menjadi rute. Dengan langkah awalnya berupa sosialisasi ke desa-desa yang dilewati,” ujar Ester.(ano/ekn)