Foto: Istimewa Panitia Maliki Crisis Center (MCC) UIN Malang melayani pendaftaran mahasiswa terdampak bencana Aceh–Sumatera di stan kegiatan. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang membuka program kemanusiaan bertajuk Maliki Crisis Center bagi mahasiswa yang terdampak bencana alam di wilayah Aceh–Sumatera. Program ini dilaksanakan selama 4 hari, mulai 15 Desember 2025.
Program Maliki Crisis Center (MCC) bertujuan membantu mahasiswa terdampak agar
mendapatkan bantuan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Kegiatan ini
merupakan bentuk kepedulian dan solidaritas mahasiswa UIN Malang terhadap mahasiswa yang sedang menghadapi kondisi darurat akibat bencana.
Pelaksanaan program ini dilakukan melalui kolaborasi Dewan Mahasiswa (DEMA), Senat
Mahasiswa (SEMA), serta Kolega Kesejahteraan Mahasiswa (KKM), sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam proses pendataan, verifikasi, hingga penyaluran bantuan.
Dalam mekanisme pendaftaran, langkah pertama yang harus dilakukan mahasiswa
terdampak adalah mengisi formulir pendaftaran secara daring melalui Google Form (GForm)
yang telah disediakan panitia. Selain itu, panitia juga membuka pendaftaran secara luring
(offline) dengan mendatangi langsung Stand (MCC) Maliki Crisis Center selama kegiatan
berlangsung, dengan menunjukkan bukti identitas diri sebagai bentuk verifikasi data.
Hingga hari kedua pelaksanaan, panitia mencatat sekitar 70 mahasiswa terdampak telah
mendaftar secara daring, dengan sekitar 30 mahasiswa di antaranya telah melakukan verifikasi langsung di posko Maliki Crisis Center. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah, seiring berlangsungnya kegiatan.
Program ini diinisiasi oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa, Senat Mahasiswa, dan Kolega
Kesejahteraan Mahasiswa, serta mendapatkan dukungan penuh dari birokrasi UIN Maliki Malang. Melalui program Maliki Crisis Center, diharapkan bantuan yang terkumpul dapat disalurkan secara optimal dan tepat sasaran, sekaligus memperkuat nilai
kepedulian sosial dan kemanusiaan di lingkungan kampus. (*/Eka Nurcahyo)




