BANGGA: Kepala SMKN 4, Gunawan Dwiyono, bersama perwakilan dari Lanal Malang, saat meninjau stand siswa jurusan Teknik Logistik, dengan hasil karyanya berupa alat digital. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Siswa-siswi kelas X dan XI SMKN 4 Kota Malang, berinovasi dan berkarya pada Gelar Karya Pembelajaran ke-8 (GKP ke-8). Bertemakan: “show your skill shape the future”. Diikuti berbagai jurusan, seperti Teknik Grafika, RPL, TKJ, Animasi, Mekatronika, DKV, Perhotelan dan jurusan lainnya.
Bersaing menunjukkan skill kemampuan dan karya terbaiknya, GKP ke-8 berlangsung sejak Rabu (17/12/2025) hingga Jumat (19/12/2205). Ada 36 stand pameran yang berpartisipasi di lapangan SMKN 4 Kota Malang.
Kepala SMKN 4 Kota Malang, Dr. Drs. Gunawan Dwiyono, S.ST., M.Pd, menjelaskan, giat ini merupakan lanjutan dari presentasi siswa-siswi kelas X dan XI dari bulan sebelumnya. Dilanjutkan dengan merealisasikan inovasi menjadi sebuah karya produksi.
Diantaranya berbentuk teknologi dan informatika, alat-alat berbasis digital, desain grafis pada merchandise, logistik dengan market tata kelola dan manajemen gudang, programmer, game dan banyak karya lainnya.
“Kami ingin memberikan dukungan penuh, sebagai penguatan mental agar mereka punya percaya diri.”
“Potensi, bakat serta kemampuan mereka, sudah mulai kami latih dan kami asah sejak kelas X. Agar dalam peminatan jurusan nantinya, dapat membantu mempermudah penempatan mereka,” kata Gunawan, yang juga Pelaksana GKP ke-8 ini, kepada Malang Post, Rabu (17/12/2025).
Di sisi yang lain, pihaknya juga ingin meyakinkan kepada orang tua siswa, ilmu terapan yang diberikan kepada siswa-siswi SMKN 4, berpedoman pada kurikulum sekolah. Metode pembelajarannya, berkolaborasi antar mata pelajaran dan jurusan, maupun dengan dunia industri.
“Setelah siswa-siswi menyelesaikan pembelajaran secara teori dan praktik, kami ingin siswa bisa mengembangkannya lewat aktualisasi potensi yang dimiliki.”
“Agar teori dan praktik yang sudah dijalani bisa menghasilkan inovasi terbaru. Wujudnya bisa berbentuk produk terapan, yang memiliki nilai ekonomi maupun prestasi,” ungkap mantan Kepala SMKN 11 Kota Malang.

INOVASI: Muhammad Arya Tegar bersama timnya dari kelas XI Teknik Logistik B, menampilkan replika sisor dan gudang berbasis digital. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Sedangkan peran serta masyarakat yang diberikan kepada sekolah, tambah Gunawan, pasti akan dikembalikan kepada siswa. Bentuknya melalui pembelajaran berbasis kompetensi, untuk mempersiapkan siswa menjadi calon entrepreneur, yang siap berkompetisi di dunia industri.
“Biaya pendidikan untuk mewujudkan siswa berprestasi dan siap kerja di dunia industri, tidak murah. Semuanya membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat.”
“Prinsipnya, kami bertekad mencetak siswa berprestasi dan siap berkompetisi di dunia industri, dengan skala nasional hingga internasional. Sekaligus menghasilkan karya-karya yang bernilai manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara,” terang Gunawan.
Di lokasi acara, Muhammad Arya Tegas, siswa kelas XI Jurusan Teknik Logistik B, menuturkan, pada pelaksanaan GKP ke-8 saat ini, bersama kelas X jurusan yang sama, mempersiapkan diri selama tiga bulan. Dengan pembagian tugas yang berbeda antara kelas X dan XI.
“Dari kelas X, menyediakan replika sisor dan conveyor. Kami dari kelas XI, mempersiapkan replika miniatur gudang.”
“Hasil observasi kami sesuai ilmu terapan logistik, kami dapatkan selama ini tata kelola dan manajemen gudang yang ada, kurang bagus. Jadi kami lebih menyempurnakannya,” tutur Arya.
Nantinya, jelasnya, tata kelola dan manajemen gudang, dilaksanakan sesuai terapan ilmu logistik dan berbasis digital. Mulai dari jumlah stok barang, penempatan posisi barang, tanggal barcode barang kapan berakhirnya hingga barang keluar masuk.
“Semuanya bisa kita ketahui karena sudah berbasis digital. Bisnis usaha seperti toko modern dan tentang gudang barang, potensinya sangat terbuka untuk siswa bisa berkarya dan berkarir.”
“Harapan kami, peminat teknik logistik di SMKN 4 ini, ke depannya bisa lebih berkembang lagi. Sekaligus karya-karyanya bisa dikenal oleh dunia industri di manapun berada,” tambah dia.
Siswa kelas X Teknik Logistik A, Salsa Bella Siti Nur Hadjijah, menambahkan, proses pembuatan alat digital sisor memakan waktu sekitar dua bulan. Mulai dari perencanaan, belanja bahan-bahan yang dibutuhkannya, maupun teknik perakitan hingga jadi alat sisor.
Untuk proses pembuatannya, mereka berkolaborasi dengan jurusan Mekatronika. Terutama pada mesin linear equator, sebagai mesin penggerak pada sisor tersebut.
“Saat proses perakitan, kami banyak mendapat tantangan. Baik secara waktu atau tekniknya. Alhamdulillah bisa berjalan sukses, hingga mampu penampilkan karya kami di pameran GKP ke-8 ini.”
“Tentunya kami ingin lebih siap dan lebih mampu lagi, dengan inovasi atau karya terbaru lainnya. Sekaligus mencari tantangan-tantangan lain yang harus ditaklukkan,” pungkasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata)




