MALANG POST – Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan kembali digaungkan melalui program pengabdian masyarakat yang digelar oleh tim dosen Universitas Negeri Malang (UM) di SMP Negeri 28 Kota Malang. Kegiatan dilaksanakan Kamis 24 Oktober.
Mengusung tema, “Penguatan Literasi Etika dan Profesionalisme Guru Melalui Inovasi Game Interaktif Etprof”. Pesertanya seluruh guru di SMPN 28 Kota Malang.
Tim pengabdian terdiri atas: Dr. Muhammad Alfan, S.Pd., M.Pd (ketua); Fatiya Rosyida, S.Pd., M.Pd; Dedi Prestiadi, S.Pd., M.Pd; Herlina Ike Oktaviani, S.Pd., M.Pd dan Paundra Wangsa Fajar Kusuma, S.Pd.
Program ini merupakan tindak lanjut dari penelitian pengembangan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Tim pengabdi berhasil merancang Etprof, sebuah game interaktif yang didesain untuk meningkatkan pemahaman etika dan profesionalisme guru di sekolah. Media pembelajaran berbasis simulasi ini menampilkan beragam kasus nyata yang sering dihadapi guru dalam rutinitas mengajar.
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) UM, selaku Ketua Tim Pengabdian, Dr. Muhammad Alfan, S.Pd., M.Pd., menegaskan pentingnya para guru terus memantapkan kompetensi etika seiring kemajuan teknologi.
“Etika dan profesionalisme adalah fondasi utama bagi guru dalam menjalankan tugas mulia mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui Etprof, kami berharap guru-guru dapat belajar sekaligus berlatih menghadapi berbagai situasi nyata secara interaktif,” ujarnya.
Etprof memuat delapan level pembelajaran: Etika Mahasiswa PPG Prajabatan, Karakter Luhur Guru, Profil Guru Pancasila, Etos Kerja Guru, Profesionalisme Guru di Era Society 5.0, Guru Sebagai Pembelajar Sepanjang Hayat, Guru Kreatif dan Inovatif, serta Guru Panutan. Platform ini juga dilengkapi fitur refleksi dan umpan balik real-time sehingga guru dapat mengevaluasi pemahaman secara mandiri.
Selaras dengan tujuan tersebut, Kepala SMPN 28 Kota Malang, Siti Kholipah, S.Pd., menyampaikan bahwa sekolahnya sangat membutuhkan pendampingan terkait peningkatan etos profesi mengajar, mengingat SMPN 28 membutuhkan banyak masukan demi kemajuan sekolah.

“Sebagai sekolah baru, kami berkomitmen menyiapkan guru-guru yang tidak hanya menguasai materi tetapi juga memiliki karakter luhur serta kemampuan beradaptasi dengan teknologi. Pelatihan ini sangat relevan dan memberikan dampak nyata bagi kami,” ujar Kepala SMPN 28 Kota Malang itu.
Pelatihan dikemas dalam bentuk workshop dan praktik langsung. Para peserta terlihat mencoba menyelesaikan berbagai tantangan dalam game Etprof. Sesi ice breaking yang diselipkan menambah suasana menjadi lebih menyenangkan.
Para guru menyampaikan berbagai pendapat dan pengalaman setelah mengikuti pelatihan. Banyak yang merasa materi etika terlalu sering dilupakan dalam praktik pembelajaran, padahal sangat penting sebagai identitas profesional guru.
“Salah satu guru peserta workshop menyatakan bahwa materi mengenai Profesionalisme Guru di Era Society 5.0 memudahkan penerapan materi tersebut di era sekarang kepada peserta didik serta membantu mendalami karakter luhur guru dan indikator profesionalisme,” ungkap seorang peserta.
Tanggapan tersebut menunjukkan respon positif para guru terhadap program pengembangan profesionalisme dan menjadi dasar pelaksanaan pengabdian pada tahap berikutnya.
Dr. Alfan menanggapi positif seluruh masukan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa masukan langsung dari peserta menjadi energi bagi tim pengabdi untuk terus meningkatkan kualitas pelatihan dan inovasi Etprof ke depannya.
“Kami sangat senang melihat antusiasme bapak/ibu guru. Insya Allah, program ini akan terus kami kembangkan agar benar-benar menjawab kebutuhan sekolah, terutama dalam menghadapi tantangan Society 5.0,” pungkasnya.
Pelatihan ini juga menjadi bagian dari komitmen UM untuk memperkuat kemitraan dengan sekolah, serta memastikan hasil penelitian dan inovasi akademik dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sesuai dengan Sustainable Development Goals nomor 4: Pendidikan Berkualitas. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




