MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) menggelar acara puncak peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang bertepatan dengan Dies Natalis UB ke-63, dengan rangkaian kegiatan bertema kebersamaan dan spiritualitas. Puncak acara ditandai dengan gelaran Brawijaya Bersholawat yang berlangsung penuh khidmat di lingkungan kampus.
Kegiatan dihiasi pembacaan sholawat Albanjari yang dibawakan oleh Gus Ilham Alfatih, vokalis sekaligus guest star asal Pasuruan, didampingi tim Albanjari dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Religi UB. Suasana religius semakin terasa dengan antusiasme peserta yang tidak hanya terdiri dari mahasiswa UB, melainkan juga masyarakat umum.
Ketua Pelaksana Peringatan Hari Santri Nasional UB 2025, Dimas Agustian, menjelaskan rangkaian kegiatan tahun ini terdiri atas tiga lomba nasional, yakni lomba esai, poster, dan puisi yang pesertanya datang dari berbagai daerah. Selain itu, juga digelar seminar Hari Santri Nasional yang membahas nilai-nilai keislaman dalam konteks kehidupan kampus modern.
“Rangkaian kegiatan ini kami tutup dengan Brawijaya Bersholawat sebagai bentuk rasa syukur sekaligus refleksi spiritual seluruh civitas akademika UB. Ini merupakan tahun keempat UB menyelenggarakan peringatan Hari Santri Nasional,” ujar Dimas.
Ia berharap acara ini dapat memperkuat semangat religius dan nasionalisme mahasiswa sebagai insan akademik berkarakter.

Sementara itu, Ketua Dosen Peringatan Hari Santri Nasional UB, Ilhamuddin Nukman, S.Psi., M.A., mengatakan tradisi Brawijaya Bersholawat telah melekat sebagai bagian penting dari perayaan Dies Natalis UB. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni keagamaan, tetapi sarana untuk memperkuat spiritualitas mahasiswa agar tetap seimbang antara ilmu pengetahuan dan nilai religius.
Acara semakin khidmat ketika KH. Dr. Ahmad Junaidi Hidayat, S.H., S.Ag., memberi tausiyah dengan menekankan pentingnya mengaitkan ilmu dengan nilai-nilai agama dalam kehidupan akademik. Menurut beliau, “Ilmu tanpa agama ibarat cahaya tanpa arah,” serta perlunya menjadikan santri sebagai proses pembentukan manusia berilmu, berakhlak, dan bertakwa. Momentum Hari Santri Nasional dinilai sebagai pengingat bahwa kampus harus tetap menjadi ruang pengembangan ilmu yang berlandaskan iman.
KH. Dr. Ahmad Junaidi juga mengapresiasi langkah UB yang konsisten menghadirkan nuansa religius dalam atmosfer akademik. Beliau menekankan bahwa peran kampus sebagai pusat ilmu pengetahuan perlu menjaga nilai-nilai keagamaan di lingkungan perkuliahan.
Melalui gelaran Brawijaya Bersholawat, UB tidak hanya merayakan Hari Santri Nasional dan Dies Natalis ke-63, tetapi juga menegaskan komitmen untuk melestarikan tradisi keagamaan di kampus. Semangat bersholawat yang berpadu dengan komitmen akademik menggambarkan visi UB untuk mencetak generasi intelektual berkarakter, berilmu, dan berakhlak mulia. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




