VIREACT memungkinkan peserta didik mengatur variabel seperti suhu, konsentrasi, dan katalis untuk mengamati perubahan laju reaksi secara langsung. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Keterbatasan fasilitas laboratorium kimia di sekolah-sekolah sering menjadi penghalang bagi siswa untuk memahami laju reaksi secara konkret. Menjawab tantangan itu, empat mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) memperkenalkan solusi menjanjikan, yaitu media pembelajaran digital bernama VIREACT.
Empat mahasiswa yang terlibat ialah Ulfa Rahmawati, Rency Kireina Jovanka, Ni Luh Isma Oktya Ariasih, dan Khalilullah Nuraini. Mereka dibimbing dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UM, Nur Candra Eka Setiawan, S.Si., S.Pd., M.Pd. VIREACT dirancang sebagai laboratorium praktikum digital yang interaktif, realistis, dan ramah lingkungan.
“VIREACT hadir sebagai laboratorium virtual yang memungkinkan siswa melakukan simulasi eksperimen laju reaksi tanpa batas ruang dan waktu. Melalui platform ini, mereka dapat memahami berbagai faktor yang memengaruhi kecepatan reaksi secara menyenangkan dan aman,” ujar Nur Candra.
Aplikasi ini memberi kesempatan peserta didik mengatur variabel seperti suhu, konsentrasi, dan katalis untuk melihat perubahan laju reaksi secara langsung. Selain aspek ilmiah, VIREACT juga mengusung prinsip Green Chemistry dengan fokus pada efisiensi bahan, pengurangan limbah, dan prosedur yang lebih ramah lingkungan.
Yang menarik, VIREACT dilengkapi teknologi artificial intelligence (AI) sebagai asisten digital adaptif. Fitur AI ini mampu mendeteksi istilah atau konsep yang belum dipahami siswa, lalu menyajikan penjelasan otomatis beserta referensi tambahan secara instan. Hal ini membuat pembelajaran terasa lebih personal, efektif, dan kontekstual.
Tim pengembang berharap VIREACT menjadi solusi bagi sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium kimia memadai. Ulfa berharap pembelajaran kimia tidak lagi dibatasi fasilitas, melainkan terbuka bagi semua melalui teknologi digital.
VIREACT tidak hanya mencerminkan semangat inovasi mahasiswa UM, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pembelajaran sains yang lebih interaktif, berkelanjutan, serta selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya bidang pendidikan bermutu dan lingkungan yang lestari. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




