MALANG POST – Kapten Arema FC, Johan Alfarizi, tampil luar biasa. Ia mencatat dua asis krusial. Pertama untuk Valdeci di menit ke-51 dan kedua untuk Arkhan Fikri di menit ke-56.
Berkat kontribusinya, Arema FC sukses membalikkan keadaan dari 0-1 menjadi 2-1. Dan mampu mengakhiri drama tidak pernah menang dalam empat laga terakhir.
Penampilan ini mempertegas status Alfarizi sebagai salah satu bek kiri paling berpengaruh di Super League musim 2025/2026. Tak heran pemain asli Malang ini, meraih gelar Player of The Match di laga yang berlangsung di Stadion BJ Habibie, Parepare, Minggu (19/10/2025).
Mengawali pertandingan dengan kebobolan lebih dulu pada menit ke-5, membuat Arema FC cukup kesulitan mengembangkan permainan di babak pertama.
Beberapa kesalahan kerap dilakukan oleh penggawa Singo Edan, terutama saat memegang kendali bola menuju pertahanan lawan. Termasuk Johan Alfarizi yang tampil kurang greget di babak pertama.
Namun, saat babak kedua, pemain bernomor punggung 87 benar-benar bangkit dan menunjukkan kelasnya.
Sebagai kapten tim, ia mampu membangkitkan mental bertanding para pemain.
Terbukti saat babak kedua baru berjalan enam menit, Alfarizi sukses mencetak assist kepada Valdeci melalui umpan cut back.
Valdeci yang menerima bola langsung melakukan tembakan langsung ke gawang dan membobol gawang PSM Makassar.
Empat menit berselang, lagi-lagi Alfarizi kembali melakukan umpang silang yang langsung dikonversi oleh Arkhan Fikri menjadi gol.
Dua gol tersebut sukses membuat tim yang berdiri pada 1987 itu, membawa pulang tiga poin dalam pertandingan ini.
“Alhamdulillah dengan kerja keras tim dan semua pemain, kami bisa mendapatkan tiga poin dalam pertandingan ini,” kata mantan pemain Persija ini.
Pemain yang identik dengan nomor punggung 87 itu, tidak bisa memungkiri, karena kerja keras dan kerja sama seluruh komponen tim, yang menjadikan Arema sukses membawa pulang tiga poin ke Malang.
Kemenangan ini cukup dibutuhkan Arema FC, mengingat sebelumnya Singo Edan tidak pernah bisa menang dalam empat laga beruntun.
“Ya intinya kami bisa saling kerja sama, kerja tim, yang akhirnya berbuah hasil dengan kami bisa mencetak dua gol.”
“Arti dari kemenangan ini dihasilkan dari kebersamaan kita dan kekompakan kita di dalam tim,” ungkapnya.
Sementara itu, pelatih Arema FC, Marcos Santoso menganggap, kemenangan yang didapatkan dari PSM Makassar ini bukan hal mudah.
Berkat permainan yang lebih produktif di babak kedua membuat Arema mampu mengunci kemenangan.
“Hari ini adalah pertandingan yang cukup sulit, di babak pertama, kami kebobolan gol setelah 5 menit laga berjalan.”
“Hujan deras membuat PSM mengendalikan permainan, tapi di babak kedua, kami bermain lebih baik dan lebih produktif,” kata Marcos Santos.
Marcos Santos mengakui, saat di ruang ganti ada perubahan skema permainan yang dilakukan oleh Arema. Salah satu perubahan skema itu ialah memasukkan Valdeci dan mengganti Ian Puleio di awal babak kedua.
Pergantian pemain ini berbuah positif setelah Valdeci mampu mencetak gol di menit ke-51.
“Masuknya Valdeci di babak kedua memberikan sedikit banyak peluang yang bisa kami ciptakan di lini tengah.”
“Jadi kami mengubah sistem untuk memenangkan permainan, kami melatih ini dan telah kami terapkan di sesi latihan,” imbuhnya.
Sedangkan pemain Arema, Ian Puleio mengungkapkan rasa senangnya usai membawa kemenangan untuk Arema.
Pemain asal Argentina itu menganggap kalau permainan Singo Edan di babak kedua jauh lebih baik.
“Saya setuju dengan apa yang disampaikan pelatih, saya pikir tim sekelas Arema banyak berubah di babak kedua dan hari ini, pelatih telah menemukan solusi untuk memberikan kemenangan,” tandasnya. (*/Ra Indrata)




