MALANG POST – Klemuk Bike Park di lereng Gunung Panderman bakal jadi saksi duel paling panas di dunia sepeda gunung tanah air. Tanggal 25–26 Oktober nanti, deru ban, debu tanah dan teriakan penonton bakal membungkus arena hijau itu saat para downhiller elite Indonesia adu cepat di putaran final 76 Indonesian Downhill (IDH) 2025.
Kejuaraan ekstrem besutan 76 Rider itu akan menutup musim setelah melewati dua seri sebelumnya di Ternadi Bike Park, Kudus dan Bukit Klangon, Yogyakarta. Dua seri penuh drama yang kini bermuara di Klemuk, untuk menentukan siapa yang benar-benar layak menyandang titel Raja Downhill Indonesia 2025.
Sejak seri pembuka, atmosfer kompetisi IDH musim ini memang terasa berbeda. Tidak ada nama yang benar-benar dominan, tak ada kelas yang berjalan mudah. Setiap seri selalu menghadirkan kejutan baru.
“Kalau dibanding musim-musim sebelumnya, tahun ini jauh lebih kompetitif. Dari sepuluh kelas yang dilombakan, cuma dua atau tiga yang punya juara berulang. Artinya semua rider tampil makin matang dan berani,” ujar Penyelenggara 76 Rider Agnes C. Wuisan, Jumat (17/10/2025).
Kelas Men Elite tetap jadi magnet utama dan sorotan utama publik downhill. Di sinilah para rider terbaik tanah air mempertaruhkan segalanya demi gengsi dan prestise. Hingga jelang seri terakhir, Pahraz Salman Alparisi masih bertengger di puncak klasemen dengan 400 poin, dibayangi Khoiful Mukhib (262 poin) yang sayangnya harus menepi karena cedera.
Kesempatan emas pun terbuka lebar bagi M. Abdul Hakim (260 poin), Andy Prayoga (250 poin), dan Rendy Varera (210 poin) untuk mengubah nasib di Klemuk. Hanya butuh satu performa sempurna, dan juara umum bisa berpindah tangan.
“Persaingannya bakal seru banget. Pahraz memang unggul, tapi selisih poinnya tipis. Hakim, Andy dan Rendy semuanya masih punya peluang besar kalau bisa tampil konsisten. Ini akan jadi race paling menegangkan sepanjang musim,” lanjut Agnes.

BERAKSI: Atlet downhill andalan Indonesia saat menunjukan aksinya, akhir Oktober nanti mereka akan berebut tahta di Klemuk Bike Park Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sementara itu, Event Director 76 IDH 2025 Aditya Nugraha memastikan lintasan Klemuk Bike Park tahun ini bakal jauh lebih brutal dibanding musim lalu. Dengan panjang sekitar 1,5 kilometer, jalur turunan curam ini kini memiliki layout baru hingga 40 persen berbeda dari 2024.
“Tahun ini kami geser titik start, ubah beberapa trek lama, dan tambah panjang totalnya sekitar 300 meter. Kami bikin lebih teknikal, lebih curam dan lebih menantang. Ada beberapa section negatif yang butuh decision making cepat kalau mau dapat waktu tercepat,” jelas Aditya.
Namun di tengah peningkatan tantangan itu, aspek keamanan juga jadi perhatian utama. “Klemuk ini bukit yang curam banget. Jadi tahun ini kami tambah hampir tiga kali lipat jaring pengaman. Intinya, cepat boleh, tapi safety tetap nomor satu,” tambahnya.
Dengan konsep “Faster Rider, Steeper Hill, Last Round,” Aditya menyebut putaran final kali ini bukan sekadar lomba, tapi juga pesta adrenalin penutup musim.
Yang membuat final ini makin bergengsi, tak hanya rider nasional yang bakal tampil. Sejumlah downhiller mancanegara juga sudah mengonfirmasi keikutsertaan, antara lain dari Filipina, Malaysia dan Thailand. Bahkan Tim Nasional Thailand menjadikan Klemuk Bike Park sebagai ajang uji coba jelang SEA Games, sementara Timnas Indonesia siap tampil dengan kekuatan penuh.
“Artinya, penonton akan disuguhi duel nyata antar rider elite Asia. Ini bukti bahwa level kompetisi IDH sudah diakui di kawasan regional,” terang Aditya.
Di antara para kandidat juara, nama M. Abdul Hakim paling banyak diperbincangkan. Rider flamboyan asal 76 Rider DH Squad itu datang ke Batu dengan semangat tinggi dan mental juara. Setelah sukses menjuarai Urban Downhill Semarang awal bulan ini, kepercayaan dirinya sedang di puncak.
“Setelah menang di Semarang, saya makin pede. Tapi di Klemuk enggak bisa santai. Ini trek paling teknikal di Indonesia, dan lawan semua kuat. Harus tampil all out dari seeding run sampai final run,” ujar Hakim.
Ia menyadari peluangnya tipis, tapi bukan mustahil. Bersama tim, ia fokus menyempurnakan set-up sepeda, latihan fisik, dan simulasi lintasan, demi peluang matematis yang masih terbuka.
“Selisih poinnya bisa dikejar kalau saya bisa tampil sempurna. Jadi targetnya cuma satu: menang dan rebut juara umum,” imbuhnya.
Selain kelas utama Men Elite, final 76 Indonesian Downhill (IDH) 2025 juga mempertandingkan 10 kategori, mulai dari Women Elite, Men Junior, Master A–C, Sport A–B, hingga Youth Men dan Women.
Dengan kombinasi lintasan baru, kehadiran rider internasional, dan atmosfer kota wisata Batu yang selalu ramai, putaran final kali ini diyakini akan jadi yang paling spektakuler sepanjang sejarah IDH.
Ribuan penonton diprediksi bakal memadati area Klemuk Bike Park untuk menyaksikan langsung duel cepat para pebalap terbaik. Sementara di sisi lain, para rider bersiap menuruni bukit dengan satu misi: mencatat waktu tercepat dan menahbiskan diri sebagai raja sesungguhnya di puncak klasemen 2025. (Ananto Wibowo)




