
DIRUBAH: Taman Hutan Kota Bondas salah satu taman di Kota Batu yang akan disulap jadi taman tematik. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
MALANG POST – Pemkot Kota Batu bersiap menghadirkan wajah baru ruang terbuka hijau. Tak tanggung-tanggung, enam taman kota masuk daftar revitalisasi tahun ini. Bukan sekadar ditata ulang, tapi akan diberi sentuhan tematik agar setiap taman punya ciri khas dan fungsi berbeda.
Rencana besar ini tengah disiapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu. Kepala DLH Dian Fachroni menjelaskan, pihaknya sudah mulai menyusun kajian tematik untuk enam taman. Bahkan, untuk Hutan Kota di Jalan Sultan Agung, kajian teknisnya sudah rampung.
“Setelah desain fisiknya siap, kita komunikasikan soal skema pembiayaan. Tidak harus seluruhnya mengandalkan APBD. Kita ingin pembiayaan yang lebih variatif,” ujar Dian, Rabu (24/9/2025).
Enam taman yang masuk daftar revitalisasi antara lain Taman Kenanga di Jalan Kenanga, Bulukerto. Di pusat kota ada Taman Wilis dan Taman Hutan Kota Batu atau Taman Sultan Agung.
Sementara di Kelurahan Temas, pemerintah akan menata ulang Taman Hutan Temas yang berada di Gang III G. Dua taman lainnya berada di Kecamatan Junrejo, yakni Taman Bermain Bio Park Tlekung dan Taman Dadaprejo di Jalan Dr Soetomo.
Menurut Dian, revitalisasi ini bukan sekadar menambah fasilitas. Melainkan memberi ‘nyawa’ baru dengan konsep tematik sesuai karakter lokasi. Tujuannya agar taman tidak hanya enak dipandang, tapi juga punya nilai edukatif, ekologis, sekaligus rekreatif.
Ia mencontohkan Taman Wilis. Lahan ini dulunya bekas pembuangan sampah pada awal 1990-an. Setelah ditutup, berubah menjadi taman. Namun hingga kini belum ada konsep khusus.
“Karena lokasinya dekat sekolah, kita punya gagasan menjadikannya taman edukasi pengelolaan sampah. Anak-anak bisa belajar langsung di sana,” jelasnya.
Pihaknya turut membuka peluang pembiayaan lewat kerja sama Corporate Social Responsibility (CSR). Meski begitu, Dian menegaskan konsep taman tetap harus steril dari kesan komersial.
“Kita tidak ingin taman penuh branding perusahaan. Seperti di Jalan Ijen Kota Malang, ada lampu hias hasil kerja sama dengan kampus, tapi tidak berlebihan promosinya. Model seperti ini yang kita dorong,” tambahnya.
Langkah revitalisasi taman tematik ini sejalan dengan kebutuhan ruang publik di Kota Batu yang kian meningkat. Dengan jumlah kunjungan wisata yang tinggi, keberadaan taman tak hanya jadi ruang rekreasi warga, tapi juga bagian dari wajah kota.
Pemkot Batu optimistis, jika skema pembiayaan berjalan lancar, enam taman ini bisa segera disulap menjadi ruang terbuka hijau yang lebih bermanfaat. “Harapannya, taman tematik ini memberi warna baru bagi kota sekaligus menambah daya tarik wisata. Dan yang terpenting, bisa dinikmati semua kalangan tanpa harus keluar biaya,” tutupnya. (Ananto Wibowo)