
MALANG POST – Pemkot Batu tidak ingin kecolongan dalam menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan di wilayahnya. Terutama setelah merebaknya aksi demonstrasi di sejumlah daerah di Indonesia yang belakangan juga menyeret keterlibatan pelajar di bawah umur.
Wali Kota Batu, Nurochman, mengambil langkah cepat. Ia mengumpulkan seluruh kepala SMP/MTs, SMA/SMK, dan MA negeri maupun swasta se-Kota Batu di Ruang Rapat Utama Balai Kota Among Tani.
Pertemuan itu bukan sekadar formalitas, melainkan ajang pengarahan dan pembinaan untuk memperkuat sinergi sektor pendidikan dalam menjaga kondusivitas daerah.
“Fenomena keterlibatan pelajar dalam aksi unjuk rasa anarkis menjadi peringatan serius bagi kita semua. Stabilitas sosial, keamanan dan kenyamanan Kota Batu sebagai kota wisata tidak boleh sampai terganggu,” tutur Cak Nur sapaannya, Kamis (4/9/2025).
Dalam arahannya, Cak Nur menekankan bahwa sekolah dan tenaga pendidik punya peran vital dalam membentengi siswa dari pengaruh negatif. Terutama provokasi yang berseliweran di media sosial. Menurutnya, pendidikan tidak hanya bicara soal akademik, tetapi juga penguatan karakter dan literasi digital.

PERKUAT PENDIDIKAN: Wali Kota Batu, Nurochman saat mengumpulkan jajaran kepala sekolah dalam rakor memperkuat sinergi sektor pendidikan dalam menjaga kondusifitas daerah. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Kami ingin menyapa langsung para siswa dalam suasana menyenangkan. Harapannya, mereka mendapat pemahaman yang benar tentang nilai kebangsaan sekaligus etika bermedia sosial,” ujarnya.
Tak hanya itu, Pemkot Batu siap bersinergi menghadirkan berbagai program. Mulai dari pembinaan karakter, parenting untuk siswa dan orang tua, hingga forum komunikasi sebagai sarana edukasi publik.
Langkah ini diharapkan bisa menjadi pagar kokoh agar dunia pendidikan tetap steril dari provokasi. Apalagi, sebagai kota wisata, Batu dituntut untuk terus menghadirkan suasana aman, nyaman, dan kondusif bagi warganya maupun para tamu yang datang.
Ketua PGRI Kota Batu, Budi Prasetyo menyambut positif langkah tersebut. Ia menyatakan pihaknya sudah menerbitkan surat imbauan agar para guru ikut menjadi teladan di tengah situasi yang rawan provokasi.
“Guru jangan sampai ikut terjebak dalam unggahan provokatif. Justru sebaliknya, kita harus menjadi filter sekaligus motivator bagi siswa,” tambahnya.
Budi juga mengusulkan beberapa langkah tambahan, di antaranya program praktisi mengajar, panggung kreasi siswa, serta regulasi resmi terkait pemanfaatan gawai. Semua itu diyakini dapat menjadi media penyaluran energi pelajar secara positif.
Pertemuan yang berlangsung hampir dua jam itu diakhiri dengan komitmen bersama seluruh kepala sekolah. Intinya, mereka sepakat memperkuat sinergi dengan Pemkot, aparat keamanan, dan masyarakat. Harapannya para pelajar di Kota Batu tetap fokus belajar, menjauhi provokasi, serta bersama-sama menjaga kedamaian antar pelajar.
Kepala Kemenag Kota Batu dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Malang-Batu turut hadir memberi dukungan. Tercatat 26 kepala SMA/SMK/MA dan 35 kepala SMP/MTs negeri maupun swasta hadir langsung dalam forum tersebut. (Ananto Wibowo)