
MALANG POST – Penataan wajah Alun-alun Kota Batu bakal naik kelas. Tidak lagi semrawut, tidak lagi bikin pusing pengunjung maupun pedagang. Jumat (15/8/2025) kemarin, Pemkot Batu melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, kembali menggeber sosialisasi terakhir sebelum pemasangan gate parkir dimulai.
Sosialisasi dilakukan di Kantor Kecamatan Batu, tepat menyasar tujuh paguyuban pedagang kaki lima (PKL) yang sehari-hari berjualan di kawasan Alun-alun Kota Batu. Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, turun langsung memimpin pertemuan.
“Ini sosialisasi terakhir. Sebelumnya kami juga sudah melakukan sosialisasi dengan juru parkir, masyarakat dan pihak terkait. Alhamdulillah, semua clear. Semua ini demi kebaikan kita bersama,” ujar Heli.
Ia menegaskan, gate parkir bukan sekadar alat. Tapi bagian dari rencana besar menata ulang Alun-alun agar lebih cantik, rapi dan nyaman. Tak hanya untuk wisatawan, tapi juga bagi pedagang dan juru parkir.
Salah satu kekhawatiran yang sempat muncul dari para PKL adalah soal parkir berulang. Maklum, pedagang biasanya keluar masuk untuk mengambil bahan dagangan.
Heli pun memberi jaminan. “Pedagang tetap bayar Rp2 ribu, tapi cukup sekali di hari itu. Mau keluar masuk sampai 20 kali, silakan. Gratis setelah bayar pertama,” jelasnya.
Kebijakan ini khusus untuk pedagang. Sementara wisatawan, kalau sudah keluar lalu masuk lagi di hari yang sama, tetap dikenakan tarif baru Rp2 ribu.
Heli menambahkan, jika sistem ini sukses, manfaatnya berlipat. “Selain kawasan tertib, ada tambahan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Kalau PAD naik, pembangunan Kota Batu juga makin kencang,” katanya.

MANTABKAN: Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto saat memimpin sosialisasi pemantapan pemasangan gate parkir di kawasan Alun-alun Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kepala Dishub Kota Batu, Hendry Suseno membeberkan jadwal mainnya. Awal September, pemasangan gate parkir dimulai. Uji coba berlangsung sampai akhir Oktober. Kalau mulus, November resmi jalan.
Tiga titik akan dipasangi gate. Diantaranya Jalan Munif, Jalan Sudiro Selatan dan Jalan Sudiro Utara. Sistemnya flat tarif, tanpa hitungan per jam. Semua pembayaran full digital, QRIS atau kartu tol elektronik.
“Enggak ada tunai lagi. Kartu tol itu bisa dibeli di minimarket atau outlet tertentu,” tegas Hendry.
Konsep ini terinspirasi dari Pasar Induk Among Tani yang sudah pakai sistem serupa, hanya bedanya pasar masih menerima uang tunai. Di Alun-alun, nol persen tunai.
Penataan juga menyasar lahan. Area parkir odong-odong dan dokar akan direlokasi, membuka ruang baru bagi kendaraan. Kapasitas parkir motor yang awalnya 1.000 unit, bakal bertambah.
Hendry optimistis, penataan justru bikin kawasan makin ramai, bukan sepi seperti kekhawatiran sebagian PKL. “Kalau tertata, wisatawan makin betah. Otomatis perputaran uang juga meningkat,” ujarnya.
Di awal wacana, penolakan sempat muncul. Beberapa PKL dan juru parkir khawatir sistem baru bakal menggerus pendapatan. Dishub langsung merespons dengan serangkaian sosialisasi.
Hasilnya, dari 15 koordinator jukir yang diundang, 13 hadir. Mayoritas setuju. “Artinya sudah ada pemahaman bersama. Kami lanjutkan sosialisasi ke sopir odong-odong, PKL, dan masyarakat umum,” tuturnya.
November nanti, wajah Alun-alun Kota Batu akan punya babak baru rapi, tertib dan serba digital. Tinggal menunggu, apakah sistem ini benar-benar bikin kawasan wisata kebanggaan warga Kota Batu kian mempesona. (Ananto Wibowo)