
MALANG POST – Wajah Alun-Alun Kota Batu bakal berubah. Tak hanya makin rapi, tapi juga makin modern. Mulai akhir Agustus 2025, area ini rencananya akan dilengkapi sistem gate parkir digital. Tak ada lagi karcis sobek manual atau uang recehan. Semua transaksi parkir dilakukan nontunai lewat QRIS dan kartu elektronik.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, Hendry Suseno menegaskan, sistem ini sudah tak bisa ditawar. Sama seperti yang sudah diterapkan di Pasar Induk Among Tani, bedanya kalau di pasar masih bisa bayar tunai, di Alun-alun Kota Batu benar-benar full digital.
“Gate parkir di Alun-Alun nanti hanya menerima pembayaran lewat QRIS dan kartu tol (kartu elektronik). Enggak ada tunai lagi. Kartu tol itu bisa dibeli masyarakat di minimarket atau outlet tertentu,” tegas Hendry saat dikonfirmasi, Rabu (6/8/2025).
Rencananya, akan ada tiga gate yang terpasang, yaknibdi Jalan Munif, Jalan Sudiro Selatan dan Jalan Sudiro Utara. Sistem ini dirancang untuk menjawab persoalan klasik yang terus menghantui, yakni kebocoran retribusi parkir yang berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD).
“Selama ini kebocoran PAD dari sektor parkir menjadi masalah yang terus berulang. Dengan gate ini, pendapatan bisa dimonitor langsung dan transparan,” tambahnya.
Meski begitu, tak semua pihak langsung mengangguk setuju. Di awal wacana, sejumlah PKL dan juru parkir (jukir) sempat menyampaikan penolakan. Mereka khawatir sistem baru akan menggerus pendapatan.
Dishub pun tak tinggal diam. Mereka langsung menggelar sosialisasi. Dari 15 koordinator jukir yang diundang, 13 hadir dan mayoritas menyatakan sepakat dengan sistem baru ini.
“Artinya sudah ada pemahaman bersama. Kami akan lanjutkan sosialisasi ke pihak lain, seperti PKL, sopir odong-odong dan masyarakat umum,” jelas Hendry.

DIGITAL: Sistem per parkiran yang ada di kawasan Alun-alun Kota Batu yang saat ini masih konvensional akan segera beralih jadi digital. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Penerapan sistem digital ini menjadi bagian dari upaya Pemkot Batu mendorong tata kelola yang lebih bersih, modern dan berbasis teknologi. Parkir bukan sekadar soal lahan dan kendaraan. Tapi juga soal transparansi dan pelayanan.
“Kedepan, bukan tidak mungkin sistem ini akan diperluas ke titik-titik parkir lain di Kota Batu,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa wacana parkir elektronik ini bukan rencana dadakan. Sistem parkir digital sejatinya sudah dirancang sejak masa kepemimpinan Wali Kota Dewanti Rumpoko. Namun, eksekusinya sempat tertunda. Kini, setelah Perwali baru diteken oleh Wali Kota Nurochman, rencana ini kembali digulirkan.
“Inovasi ini sudah melalui banyak pertimbangan. Tidak ada yang dirugikan. Justru demi penataan kawasan wisata yang lebih baik,” tambahnya.
Terkait kekhawatiran jumlah jukir yang dikurangi atau dokar dilarang beroperasi, Hendry tegas membantah. “Bukan seperti itu. Kami tetap memikirkan keberadaan mereka. Dokar maupun odong-odong tetap kami fasilitasi. Kami carikan tempat yang lebih nyaman,” jelasnya.
Dishub, lanjutnya, akan melanjutkan dialog secara bertahap. “Kami akan lakukan sosialisasi ke semua pihak. Bukan hanya jukir, tapi juga masyarakat, pemilik ruko dan seluruh PKL yang ada di sekitar Alun-alun,” katanya.
Hendry berharap, ke depan pemasangan gate parkir dapat berjalan tanpa gejolak. “Kami tetap membuka diri terhadap semua masukan dari masyarakat. Tujuan utama kami adalah bagaimana sistem parkir ini benar-benar memberi kenyamanan, bukan menyusahkan warga,” tutupnya. (Ananto Wibowo)