
MALANG POST – Pemkot Batu tak mau lagi berjalan biasa-biasa saja. Menyadari pentingnya efektivitas program dan penyelarasan visi, Pemkot Batu menggelar forum Strategic Meeting sebagai langkah awal untuk mengukur, mengevaluasi, sekaligus mengarahkan ulang kinerja seluruh perangkat daerah.
Forum strategis tersebut digelar di Hotel Aston Batu, Senin (4/8/2025), diikuti seluruh kepala dinas, kepala badan, sekretaris, hingga pejabat perencana dan pengawasan di lingkungan Pemkot Batu. Mereka semua adalah tulang punggung realisasi kebijakan di bawah kepemimpinan Wali Kota Batu, Nurochman.
“Ini forum penting untuk menata kembali cara kita bekerja, cara kita mengelola pemerintahan. Kalau mau mengejar visi-misi Mbatu SAE, maka semuanya harus sinkron. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” tegas Cak Nur sapaan Nurochman.
Dalam pertemuan itu, dilakukan evaluasi terhadap kinerja masing-masing SKPD, khususnya dari sisi serapan anggaran dan capaian program prioritas. Cak Nur menegaskan, forum ini bukan ajang mencari kambing hitam, tetapi tempat menyempurnakan sistem kerja agar dampak program benar-benar dirasakan rakyat.
“Kami tidak sedang mencari-cari masalah. Tapi kita ingin memperbaiki apa yang harus diperbaiki. Supaya kinerja pemerintah bisa terasa manfaatnya oleh publik,” tuturnya.
Evaluasi difokuskan pada capaian program yang belum maksimal. Termasuk SKPD dengan tingkat realisasi anggaran terendah akan mendapat perhatian khusus melalui sesi asistensi langsung bersama tenaga ahli wali kota. Tujuannya jelas, mencari tahu sejak dini apa yang menjadi hambatan program.
“Kalau tidak ada koreksi, tidak ada evaluasi, bagaimana kita bisa maju?. Karena itu semua harus terbuka dalam forum ini. Kita ingin tahu akar persoalan di masing-masing OPD agar program bisa dieksekusi lebih baik,” ujar Cak Nur.

TEGAS: Wali Kota Batu, Nurochman dalam forum Strategic Meeting yang digelar oleh Pemkot Batu, ia ingin kebijakan sejalan dengan visi misi dan berpihak kepada rakyat. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Lebih lanjut, Cak Nur menegaskan bahwa seluruh program dan kegiatan di tahun 2026 mendatang harus benar-benar mengacu pada visi dan misi kepala daerah, bukan sekadar menjalankan rutinitas tahunan.
“Jujur saja, tahun 2025 belum banyak masuk visi misi kami. Maka tahun 2026 harus menjadi momentum perubahan. Kalau ada program yang tidak sesuai arah kebijakan, saya persilakan keluar dari barisan,” tuturnya.
Menurutnya, tahun 2026 menjadi titik krusial. Maka seluruh program harus di breakdown jelas dalam RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) dan dijabarkan secara teknis oleh setiap SKPD.
“Dengan anggaran yang terbatas, kita harus fokus. Tentukan program utama apa yang akan dikejar di 2026 karena visi misi itu umurnya 5 tahun. Kerapatan program, arah kebijakan, harus jelas. Semua itu untuk rakyat,” paparnya.
Cak Nur juga menyoroti perlunya perubahan sikap dan orientasi dalam kepemimpinan ASN, khususnya pejabat perencana dan pengelola program. Menurutnya, ASN Pemkot Batu punya kapasitas hebat, tetapi belum dikelola secara optimal dari sisi manajemen.
“Kalau bicara SDM, kita punya. Tapi yang kurang itu manajemen kepemimpinannya. Banyak program tidak mencapai target. Itu PR besar kita,” tegasnya lagi.
Ia pun meminta para pejabat perencana agar tidak lagi menyusun program yang melenceng dari rencana awal. Semua harus mengikuti prioritas pembangunan yang sudah disepakati, bukan keinginan sektoral semata.
“Orientasi kita bukan untuk menyenangkan diri sendiri, tapi menyenangkan rakyat. Pemerintahan itu harus hadir memuliakan rakyat, mensejahterakan rakyat,” urai Cak Nur.
Strategic Meeting ini sekaligus menjadi forum penting untuk membangun sinergi antarlembaga. Semua kepala OPD dan SKPD diingatkan agar bekerja secara kolaboratif, bukan sektoral. Karena keberhasilan satu lembaga tidak akan berarti jika tak selaras dengan lembaga lainnya.
“Tidak ada keberhasilan tunggal dalam pemerintahan. Kalau tidak mau bersinergi, silakan keluar barisan. Kita bekerja bersama, bukan berjalan sendiri,” tutup Cak Nur. (Ananto Wibowo)