
Tim Polinema yang digawangi Felix Alborta, Mona, dan Najwa dengan P pembimbing tim Polinema, Indra Dharma Wijaya. (Foto: Istimewa)
MALANG POST- Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) membuktikan diri jika mampu bersaing di ajang bergengsi Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) yang memasuki edisi ke-10. Kali ini Polinema mengirimkan dua tim unggulan.
Yaitu, Tim Lokalingo dan Tim Carbon Tracker. Masing-masing berkompetisi di cabang lomba Business Plan dan Business Case.
Seperti diketahui tahun ini, Universitas Brawijaya (UB) yang menjadi tuan rumahnya. Rangkaian OLIVIA X 2025 berlangsung selama tiga hari. Mulai 29 hingga 31 Juli 2025, dengan beragam kegiatan kompetisi dan forum inspiratif.
Hari pertama dimulai dengan registrasi ulang peserta, technical meeting, dan gala dinner di lingkungan UB. Hari kedua menjadi puncak agenda pembukaan resmi, seminar nasional bersama pakar, rakornas Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI), serta pameran inovasi vokasi yang menampilkan karya unggulan mahasiswa.
Kompetisi juga berlangsung serentak di beberapa fakultas. Seperti VOKASI UB, FILKOM, FEB dan FTP. Mempertandingkan 24 jenis lomba dalam tujuh kategori besar yakni Digital Creative, Information Technology, Applied Skills, Business & Finance, Speech & Debate, Hospitality & Tourism, dan Scientific Paper.
Acara ditutup pada Kamis (31/7/2025), dengan babak final, creative games, dan malam penghargaan (awarding night) untuk para pemenang.
Disatu sisi dalam ajang ini, Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) mengirimkan dua tim unggulan yakani Tim Lokalingo dan Tim Carbon Tracker. Masing-masing berkompetisi di cabang lomba Business Plan dan Business Case.
Tim Polinema pun, mampu menarik perhatian. Sorotan utama datang dari Tim Carbon Tracker, yang berhasil mengukir prestasi membanggakan dengan meraih Juara Harapan 1 dalam cabang lomba Business Case.
Tim yang terdiri dari Najwah Syihab, Maulida Aprina Putri dan Felix AJ, ini mengangkat isu yang tengah menjadi perhatian dunia: emisi karbon.
Melalui pendekatan analitis dan inovatif, mereka menunjukkan bagaimana hal negatif seperti emisi karbon bisa diolah menjadi peluang yang berdampak positif.
Pembimbing tim POLINEMA, Indra Dharma Wijaya, mengungkapkan kebanggaannya terhadap pencapaian anak didiknya.
“Ya kita bersyukur saja atas raihan prestasi juara mahasiswa kita. Terlebih ini ajang olimpiade vokasi yang sifatnya nasional ya,” ujarnya.
Dalam keterangannya, Felix mengungkapkan. Bahwa timnya hanya memiliki waktu satu bulan untuk mempersiapkan segala sesuatunya, yang berbarengan dengan masa ujian kampus.
“Apalagi kemarin itu ‘kan bersamaan dengan ujian di kampus ya. Jadi harus pintar-pintar membagi dan mengatur waktunya,” kata Felix.
Namun keterbatasan waktu itu tak menyurutkan semangat mereka. Justru menjadi tantangan yang mereka hadapi dengan strategi matang, semangat kolektif, dan kerja keras.
Selama satu bulan, ketiga mahasiswa ini tak hanya meneliti seputar emisi karbon, tetapi juga menyusun bahan presentasi dan jurnal-jurnal pendukung secara simultan.
“Bagi kami semua sama saja, yang penting kami mempersiapkan mental dan juga persiapan untuk mampu memberikan yang terbaik yang kami mampu lakukan,” tegas Felix.
Keberhasilan Tim Carbon Tracker menembus babak final dan mengungguli banyak tim dari kampus vokasi lain se-Indonesia menjadi bukti bahwa kualitas dan daya saing mahasiswa POLINEMA patut diperhitungkan di tingkat nasional.
Inisiatif mereka dalam menyikapi isu global seperti emisi karbon juga mencerminkan kepedulian generasi muda terhadap keberlanjutan lingkungan.
OLIVIA X 2025 sendiri menjadi momentum penting bagi institusi vokasi untuk menampilkan solusi konkret atas tantangan nyata di masyarakat.
POLINEMA pun melalui dua timnya telah membuktikan bahwa mereka mampu menjawab tantangan itu. Mengusung gagasan yang aplikatif dan berorientasi masa depan. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)