
DISKUSI: Dinas Perhubungan Kota Batu saat menggelar diskusi dalam FLLAJ Kota Batu membahas tentang penertiban kendaraan ODOL. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
MALANG POST – Pemkot Batu melalui Dinas Perhubungan (Dishub) menggandeng berbagai pihak menggelar Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ), untuk menertibkan kendaraan over dimension over loading (ODOL), Rabu (30/7/2025)). Forum ini jadi langkah awal menuju target ‘Zero ODOL’ di Kota Batu.
Forum yang berlangsung di Transforma Center itu mempertemukan sejumlah pemangku kepentingan lintas instansi. Hadir perwakilan dari Satlantas Polres Batu, Kejaksaan Negeri Batu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kodim 0818, serta Dishub Kabupaten Malang dan UPT terkait.
FLLAJ kali ini menjadi ruang konsolidasi penting untuk menyamakan persepsi, sekaligus mencari solusi konkret dalam menekan laju kendaraan ODOL, di wilayah yang notabene merupakan kota wisata berkarakter geografis pegunungan ini.
Asisten I Sekda Kota Batu, Susetya Herawan menegaskan, pentingnya penguatan sinergi dalam pengawasan dan penegakan hukum atas pelanggaran ODOL. Menurutnya, karakter wilayah Kota Batu yang didominasi medan naik turun dan berliku sangat tidak ideal dilalui kendaraan berat dengan muatan berlebih.
“Kendaraan ODOL tidak hanya merusak infrastruktur jalan, tetapi juga mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya. Apalagi di Kota Batu, jalannya sempit, berliku dan bertebing. Ini sangat berbahaya,” urainya.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Batu, AKP Kevin Ibrahim mengakui, bahwa penindakan terhadap pelanggar ODOL masih menemui sejumlah kendala di lapangan. Ia menyebut faktor ekonomi sopir truk serta keterbatasan sumber daya pengawasan menjadi tantangan tersendiri.
“Penindakan tegas itu penting, tapi kami memilih pendekatan humanis lebih dulu. Saat ini kami fokus pada edukasi dan sosialisasi secara intensif agar para pengemudi dan pelaku usaha memahami dampak dan risikonya,” terang Kevin.
Ia juga menegaskan bahwa edukasi ini menjadi tahap awal sebelum pihaknya mengambil langkah represif. “Setelah sosialisasi selesai dan waktu cukup diberikan, baru penindakan akan kami jalankan secara konsisten,” tegasnya.
Kepala Dishub Kota Batu, Hendry Suseno menyampaikan, pandangan strategis mengenai penanganan ODOL. Menurutnya, penanganan ODOL harus dilakukan secara komprehensif tanpa menimbulkan dampak negatif bagi sektor lain, terutama sektor ekonomi dan pariwisata.
“Pendekatan kami harus menyeluruh. Kota Batu ini kota wisata, jadi keselamatan dan kenyamanan menjadi prioritas. Tapi di sisi lain, kita juga tidak bisa langsung mematikan aktivitas ekonomi,” urainya.
Hendry menyebutkan, usulan-usulan dalam forum tersebut akan menjadi bahan kajian untuk melahirkan regulasi bermuatan lokal yang lebih aplikatif. “Kami ingin menyusun aturan lokal yang bisa diterapkan langsung di lapangan, dengan mempertimbangkan kondisi nyata di Kota Batu,” tambahnya.
Salah satu isu yang mengemuka dalam forum tersebut adalah absennya jembatan timbang di Kota Batu. Menurut Hendry, sejak tidak berfungsinya jembatan timbang, kontrol terhadap beban kendaraan menjadi sulit dilakukan.
“Jembatan timbang ini sebenarnya vital. Kita tidak tahu lagi truk mana yang seharusnya layak jalan dan mana yang muatannya berlebihan. Bahkan ada truk yang muatannya empat kali lipat dari standar, seperti yang dipaparkan ahli dari Universitas Brawijaya tadi,” ungkapnya.
Namun demikian, Hendry juga menyadari bahwa secara teknis, Kota Batu menghadapi keterbatasan dalam hal lahan dan infrastruktur untuk membangun fasilitas jembatan timbang.
“Sarana dan prasarana kami memang sangat terbatas. Kota ini tidak punya lahan luas yang bisa dialokasikan untuk jembatan timbang. Tapi tetap harus dicari solusinya,” imbuhnya.
Forum FLLAJ ini juga menyinggung pentingnya sinergi antarwilayah, khususnya dalam cakupan Malang Raya. Salah satu agenda yang tengah dibahas adalah penyediaan transportasi umum yang layak, seperti pengembangan Trans Jatim sebagai alternatif moda angkutan barang dan orang yang aman dan tertib.
“Kalau sistem transportasinya bagus, masyarakat juga akan teredukasi dan pelaku logistik bisa menyesuaikan. Maka kami dukung penguatan sistem transportasi regional seperti Trans Jatim,” ujar Hendry.
Pihaknya berharap, forum FLLAJ Kota Batu 2025 dapat menjadi langkah awal yang kuat dalam membentuk komitmen lintas sektor untuk mewujudkan target nasional Zero ODOL. Semua pihak sepakat, bahwa kendaraan ODOL harus ditertibkan demi menjaga keselamatan, kenyamanan dan ketertiban lalu lintas di Kota Batu dan sekitarnya. (Ananto Wibowo)