
MALANG POST – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali memenangkan kompetisi. Adalah Edo Rayhan dari Program Studi Akuakultur dan Maulana Ziddan dari Program Studi Informatika yang berhasil meraih medali perak dalam Pekan Olahraga Provinsi IX (Porprov) Jawa Timur 2025, Juli ini.
Mereka berdua memenangkan medali di cabang olahraga bola tangan. Ini juga menjadi bukti bahwa UMM tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik. Tetapi juga aktif mendorong pengembangan potensi mahasiswa di bidang olahraga.
Olahraga bola tangan meskipun masih termasuk baru di Indonesia, tetap memiliki daya tarik bagi mereka. Ziddan menjelaskan bahwa bola tangan terdiri dari dua tim, di setiap timnya terisi tujuh pemain, termasuk satu penjaga gawang.
Olahraga ini juga menggabungkan unsur-unsur dari permainan bola basket dan sepak bola. Memiliki tujuan sederhana yakni memasukkan bola ke gawang lawan melalui operan tangan. Adapun mereka berdua telah mengenal bola tangan sejak 2022 lalu.
“Awalnya saya banyak pertimbangan karena olahraganya tidak terlalu terkenal dan belum ada liganya juga di Malang. Namun, saya melihat bahwa kurangnya peminat dan seleksi yang tidak seberat olahraga lain justru menjadi pendorong bagi saya.”
“Saya juga melihat potensi jangka panjang dalam perkembangan bola tangan di Indonesia, terutama dengan semakin banyaknya tawaran klub setelah Porprov,” katanya.
Perjalanan mereka menuju podium merebut medali perak ini tentu tidak mudah. Mereka menghadapi latihan intensif, kadang hingga empat kali seminggu.
Termasuk latihan fisik ekstrem seperti lari 15 kilometer melewati bukit. Tantangan juga datang dari risiko cedera, mulai dari lebam, cakaran, hingga risiko ACL. Namun, mereka tetap fokus.
“Banyak pengalaman, banyak kenalan, dan juga kompetisi. Ini bukan hanya soal pertandingan dan olahraga saja, saya juga harus bisa menahan diri agar tidak emosi di lapangan,” ungkap Edo di lain kesempatan.
Menurutnya, semangat pantang menyerah dan dukungan penuh menjadi kunci keberhasilan. Edo mengungkapkan rasa syukurnya. Apalagi ia memang menunggu momen Porprov ini sejak tiga tahun lalu dan menjadi tahun terakhirnya untuk bisa berlaga di ajang bergengsi itu.
“Menang di kota sendiri dan semua perjuangan terbayarkan. Walaupun juara 2 karena lawannya juara bertahan, tapi hasilnya tidak masalah,” katanya
Dukungan dari sivitas akademika UMM juga memegang peranan penting dalam pencapaian ini. Khususnya dari prodi, UMM senantiasa memberikan fasilitas yang memadai untuk para atlet.
Mereka dimudahkan untuk mendapat dispensasi kuliah untuk latihan dan persiapan. Dukungan moral dan material juga diberikan UMM untuk mendorong mahasiswa yang berpotensi dan berprestasi.
“Apalagi foto saya diunggah di media sosial UMM dan prodi. Banyak yang melihat dan menyemangati lewat komentar. Jadi rasanya dirayakan dan banyak dikasih selamat,” katanya.
Mereka berharap, prestasi ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa UMM lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi. Baik di bidang akademik maupun non-akademik.
“Kejarlah prestasi dan mimpi kalian sekeras-kerasnya. Kami yakin hasilnya akan datang dengan sendirinya,” katanya keduanya. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)