
MALANG POST – Balai Kota Among Tani kembali jadi saksi janji. Berasal dari para tenaga kesehatan Kota Batu untuk memberikan pelayan terbaik kepada masyarakat. Total sebanyak 52 tenaga medis dan pendukung kesehatan menandatangani perjanjian kerja di hadapan Wali Kota Batu, Nurochman.
Rinciannya sebanyak 15 dokter, 21 bidan, 13 perawat dan 3 akuntan. Cak Nur, sapaan Nurochman tidak ingin acara itu sekadar seremoni. Ia datang bukan hanya untuk membuka acara atau tanda tangan simbolis. Ia ingin bicara langsung. Menyampaikan sesuatu yang menurutnya lebih penting dari sekadar kontrak kerja.
“Saya minta semua tenaga kesehatan di Kota Batu bisa melayani dengan profesional. Tapi jangan lupakan keramahan. Jangan galak. Senyum itu obat pertama,” tegas Cak Nur, Selasa (8/7/2025).
Ia sempat menyinggung soal banyaknya keluhan masyarakat yang merasa ‘takut’ ke puskesmas bukan karena sakitnya, tapi karena takut dimarahi petugas.
“Ada yang mengaku lebih takut ditanya-tanya dengan nada tinggi daripada disuntik,” ungkapnya.
Dalam arahannya, Wali Kota juga menekankan soal pemerataan layanan kesehatan. Ia ingin masyarakat di desa-desa juga bisa merasakan pelayanan medis tanpa harus naik angkot ke pusat kota.
“Saya sudah minta agar Polindes diaktifkan lagi. Setidaknya agar bisa setara dengan Pustu. Jadi masyarakat tidak harus ke puskesmas induk hanya untuk konsultasi ringan,” katanya.

LAYANI DENGAN HATI: 52 tenaga medis saat menandatangani perjanjian kerja, Cak Nur meminta mereka melayani dengan hati. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Langkah ini, menurutnya, adalah bagian dari visi MBATU SAE. Ia juga mengingatkan agar tidak ada diskriminasi dalam pelayanan.
“Jangan pernah lihat status sosial pasien. Entah dia orang berada atau tidak, haknya sama di depan layanan kesehatan,” tegasnya.
Baginya, pelayanan kesehatan adalah urusan kemanusiaan dan kemanusiaan tidak boleh pakai syarat. “Kalau ada yang masih suka pilih-pilih pasien, lebih baik mundur. Karena kesehatan itu hak. Dan hak itu tidak boleh diperjualbelikan,” imbuhnya.
Tak lupa, ia juga menyampaikan hal yang paling sederhana tapi sering dilupakan yakni keramahan. Menurutnya, keramahan adalah bagian dari terapi. Baginya, keramahan tenaga kesehatan adalah bagian penting dari penyembuhan. Ia menyebut sikap ramah sebagai ‘obat pertama’ yang justru sering dilupakan.
“Keramahan petugas kesehatan bisa jadi ‘vitamin jiwa’ yang mempercepat penyembuhan,” tuturnya.
Cak Nur juga mengibaratkan tenaga kesehatan sebagai ujung tombak kemanusiaan. Yang bukan hanya bertugas menyembuhkan, tapi juga menenangkan.
Arahan itu ditutup dengan ajakan kepada seluruh tenaga medis untuk menjaga komitmen dan semangat melayani. Tanpa sekat, tanpa pilih-pilih dan dengan hati yang terbuka. (Ananto Wibowo)